GELORA.CO - Keberadaan dosen teknologi informatika Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP), masih misterius hingga kini meski jejaknya terakhir kali terdeteksi di Boston, AS. Polisi menyebut Ahmad bukan hilang, tapi menghilangkan diri.
Boston bukanlah rute yang pernah disampaikan Ahmad kepada koleganya. Dia hanya pernah menyebut secara lisan bahwa rute yang hendak dilewatinya setelah menghadiri kegiatan kerja sama antarkampus di Oslo, Norwegia, yaitu Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta.
Mengapa Riyadh disebut? Sebab, sebelum mengikuti acara selama sepekan bersama 3 kolega UII di University of South-Eastern Norway (USN), Oslo, sejak 5 Februari, Ahmad telah terbang lebih dulu menuju Riyadh untuk menjadi panelis di sebuah forum internasional.
Kepada rekannya, Ahmad mengaku sebagian tiket perjalanannya dari Oslo ke Jakarta ditanggung panitia konferensi di Arab Saudi yang mensyaratkan adanya penerbangan dari Riyadh. Karena itulah, ada nama Riyadh dalam rute perjalanan yang disampaikan Ahmad.
Dosen UII Ahmad Munasir Rafie Pratama (kanan) saat menjadi panelis di forum #GTEL2023 di Riyadh, Arab Saudi, 24-25 Januari 2023. Foto: SaudiEUniversity |
Dosen UII Ahmad Munasir Rafie Pratama setelah menjadi panelis di forum GTEL 2023 di Riyadh, Arab Saud, menerima tanda penghargaan. Foto: dok. SaudiEUniversity |
Ahmad menjadi pembicara di Riyadh dalam konferensi The 2ed Global Trends in E-learning (GTEL) 23-25 Januari yang digelar oleh Saudi Electronic University (SEU) bertempat di Hotel Fairmont.
GTEL adalah adalah forum tahunan tentang perkembangan, tren, teknologi, dan praktik terkini yang membentuk masa depan e-learning. Forum GTEL dihadiri oleh pembuat kebijakan internasional dan lokal terkemuka serta pemimpin e-learning.
"Forum GTEL mendorong pertukaran pengetahuan dan membantu tenaga pendidikan mengatasi masalah kritis melalui solusi inovatif dan penggunaan EdTech yang tersedia secara optimal. Tujuannya adalah untuk menciptakan platform untuk mendukung penyediaan pembelajaran berkualitas tinggi, berkelanjutan, dan dapat diakses secara luas,” begitu penjelasan tentang GTEL.
Dalam forum itu, Ahmad berbicara dengan tema "E-learning for STEM: Challenges and Opportunies.” STEM singkatan dari Science, Technology, Engineering, and Math Education.
Ahmad berbicara bersama beberapa panelis lainnya.
Ahmad diundang di forum e-learning karena dia memiliki minat riset di bidang teknologi informasi, m-learning, m-commerce, mobile security, dan social media.
Nah, setelah menghadiri konferensi di Riyadh, Ahmad bergabung dengan tiga rekannya di Oslo hingga tanggal 12 Februari mereka berpisah.
Dari Oslo, Ahmad terbang ke Istanbul. Setelah itu dia dinyatakan hilang karena tak kunjung tiba di Indonesia. Hingga akhirnya diketahui bahwa saat di Istanbul, Ahmad justru melanjutkan penerbangan ke Boston, AS.
AS bukanlah negara yang asing bagi Ahmad. Dia pernah menempuh studi S3 di Stony Brook University – The State University of New York.
Mabes Polri yang terlibat dalam pencarian Ahmad yang sebelumnya dinyatakan hilang, meyakini bahwa Ahmad sengaja menghilangkan diri.
"Yang bersangkutan tidak hilang. Tapi menghilangkan diri," kata Kadiv Hubinter Polri Irjen Pol Krishna Murti kepada kumparan, Senin (20/2).
Motif Ahmad sengaja menghilangkan diri masih menjadi tanda tanya.
Sumber: kumparan