GELORA.CO - Semua partai politik pada hakikatnya membutuhkan koalisi bersama partai lain dalam menghadapi pesta demokrasi lima tahunan, Pemilu 2024. Pun demikian dengan PDI Perjuangan, meski telah mampu memenuhi ambang batas pencapresan tanpa ditambah partai lain.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah dalam merespons pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang tak peduli dengan manuver partai politik lain dalam meramu pasangan capres-cawapres 2024.
“Statement Hasto lebih bernuansa arogansi, karena semua partai pada dasarnya punya klaim bersama rakyat. Tetapi dari aspek propaganda politik dan kebutuhan kontestasi, koalisi tetap perlu,” kata Dedi Kurnia kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Sabtu (4/2).
Menurut Pengamat Politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, PDIP sudah mulai "ketinggalan kereta" lantaran partai politik lain sudah sibuk meramu koalisi. Jika hal ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin partai pemenang Pemilu 2019 ini akan kalah.
“PDIP memang bisa sendirian, tapi peluang kalah jauh lebih besar jika sendiri. Terlebih, jika upaya Nasdem menarik Golkar berhasil,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya tidak merasa khawatir “ketinggalan kereta” dalam menghadapi Pemilu 2024. Sebab, PDIP masih bekerja sama dengan parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin.
Ditanya lebih jauh mengenai sikap potensi PDIP menjalin koalisi dengan parpol lain, Hasto menegaskan partai berlambang banteng tidak pernah merasa sendirian karena selalu bersama rakyat Indonesia.
“PDIP kan bersama rakyat,” tandasnya.
Sumber: rmol