GELORA.CO -Menteri Keuangan Sri Mulyani bersikap cepat melihat respon negatif dari masyarakat atas perilaku pejabat pajak. Diketahui banyak warganet yang memprotes uang pajak mereka digunakan untuk memperkaya keluarga para pejabat.
Hal ini bermula setelah viralnya kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satrio kepada David Latumahina. Dandy merupakan anak. pejabat dari Ditjen Pajak.
Setelah ditelusuri oleh warganet keluarga Dandy sangat gemar memamerkan harta kekayaannya. Bahkan setelah dicari harta kekayaan keluarga Rafael bisa mencapai Rp56 Miliar.
Hal lain yang menjadi sorotan adalah hobi naik motor gede para pejabat Ditjen Pajak. Berita ini sempat muncul di publik bersamaan dengan kasus penganiayaan tersebut.
Melihat hal itu, Sri Mulyani bertindak cepat untuk membubarkan klub motor gede Ditjen Pajak itu. Baginya hal ini bisa melukai masyarakat yang sudah rajin membayar pajak.
"Meminta agar klub BlastingRijder DJP dibubarkan. Hobi dan gaya hidup mengendarai moge-menimbulkan persepsi negatif masyarakat dan menimbulkan kecurigaan mengenai sumber kekayaan para pegawai DJP," tulis Sri Mulyani dalam akun sosmednya.
"Bahkan apabila Moge tersebut diperoleh dari uang halal dan gaji resmi, mengendarai dan memamerkan Moge bagi pejabat/pegawai Pajak dan Kemenkeu telah melanggar asas kepatutan dan kepantasan publik," paparnya.
Tetapi banyak pegawai pajak yang memprotes sikap dari Sri Mulyani. Mereka beralasan hobi mengendarai Moge tidak berhubungan dengan kualitas bekerja.
"Saat penerimaan tercapai, ibu bahkan sekadar memberi selamat ke kamipun seperti menunda-nunda, begitu ada kejadian begini, ibu hantam kami, pemimpin seperti apa ibu ini, pantaskah bu?" Ucap @fmxxx.
"Sumpah sedih dan hilang respect saya sama ibu. Itu cuma motor biasa bu, bukan moge yang harganya >500 juta yang dipake anaknya RAT," papar @cashxx.
Sumber: suara