GELORA.CO -Pencapresan Anies Baswedan di tahun 2024 dinilai tidak realistis, jika pasangan yang menjadi calon wakil presidennya (cawapres) berasal dari kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Analisa itu disampaikan Direktur Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara, setelah membaca fenomena deklarasi Anies sebagai bakal capres (bacapres) oleh PKS pekan lalu.
Menurut Igor, seremonial deklarasi Anies sebagai bacapres yang dilakukan PKS tidak lantas membuat Anies mencomot kader partai ini sebagai cawapresnya. Sebabnya, ada pertimbangan tertentu yang memberikan efek domino baginya.
“Jika kader PKS yang dipilih Anies, otomatis politik identitas semakin kental citranya di Koalisi Perubahan,” ujar Igor kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (28/2).
Igor meyakini, pada level pilpres seharusnya Anies memilih figur yang nasionalis. Tujuannya, untuk menggenjot perolehan suara, bukan justru mengambil cawapres dari parpol yang memiliki identifikasi diri sebagai perwakilan satu kelompok.
“Jika harus memilih antara Demokrat dengan PKS, maka AHY (Agus Harimurthi Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat) lebih masuk akal, karena Partai Demokrat lebih bercorak nasionalis,” tuturnya.
Sehingga menurut Igor, apabila Anies memaksa mengambil cawapres dari PKS, maka kontestasi yang seharusnya diikutinya bukan level nasional.
“Duet Anies dengan kader PKS mungkin saja rasional jika itu untuk Pilkada Jakarta atau Depok, tetapi kurang realistis untuk Pilpres,” demikian Igor menambahkun.
Sumber: RMOL