GELORA.CO - Umat Muslim tengah bereaksi setelah Arab Saudi meluncurkan rencana untuk membangun struktur berbentuk kubus besar mirip Kabah sebagai bagian dari proyek pembangunan kembali di pusat kota Riyadh. Imam Besar Islamic Center New York Shamsi Ali meyakinkan proyek tersebut sama sekali tidak akan pernah menggantikan Kabah yang menjadi kiblat umat Islam.
“Ini bukan Kabah baru. Karena memang dari awal hingga akhir kehidupan hanya satu kabah. Itulah baitullah yang merupakan rumah ibadah tertua dalam sejarah manusia,” kata Shamsi Ali kepada Inilah.com, Selasa (21/2/2023)
Kontroversi ini bermula dari persepsi bahwa bangunan raksasa bernama “The Mukaab” (atau Kubus) memiliki kemiripan dengan Kabah, yang merupakan situs paling suci umat Muslim di seluruh dunia, yang berada di Kota Suci Makkah. Kedua istilah tersebut juga memiliki akar kata yang sama dalam bahasa Arab.
Presiden Nusantara Foundation ini menuturkan tak pernah terusik dengan apa yang dilakukan oleh siapapun dan dianggap mengancam eksistensi Kabah di masjidil haram.
“Pertama, karena itulah rumah Allah (baitullah) dan Allah yang menjaganya. Ini persis seperti yang dikatakan Abdul Muthallib ketika Abrahah dan pasukannya ingin menghancurkannya,” katanya.
“Kedua, orang-orang berziarah ke baitullah baik untuk Haji atau Umrah dengan iman di dada. Iman ini takkan berpindah kemana pun karena terpatri dalam dada orang-orang beriman,” tambahnya.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) mengumumkan peluncuran Perusahaan Pengembangan The Mukaab, yang bertujuan untuk mengembangkan “pusat kota modern terbesar di dunia di Riyadh”. Proyek ini akan melihat pembangunan kembali lingkungan bersejarah Al-Murabba (“The Square”) di Riyadh, yang dikatakan dinamai sesuai nama sumur berbentuk persegi yang menjadi asal nama daerah tersebut.
“The Mukaab” yang dibangun di luar bekas tembok kota Riyadh Lama oleh pendiri kerajaan modern, Raja Abdulaziz juga dinamai sesuai dengan landmark tersebut. Pembangunan The Mukaab ini rencananya akan selesai pada 2030 mendatang.
“Kalau sekitarnya apa yang dilakukan oleh Muhammad bin Salman itu dianggap mengganggu Kabah maka itu tanggung jawabnya dunia akhirat,” ujar mantan staf pengajar The Islamic Education Foundation, Jeddah, Arab Saudi tersebut.
The Mukaab banyak disinggung dengan negatif oleh pengguna media sosial. Mulai dari menyamakannya dengan Star Wars, menyebutnya mirip Kabah dan upaya meniru serta menghancurkannya serta tanda kiamat
“Masalah tanda Kiamat itu biarlah Allah yang Maha tahu. Kiamat bisa terjadi Kapan saja. Karena ilmu Kiamat hanya pada Allah semata,” kata Shamsi Ali.
Sumber: inilah