Firli Bahuri: Resiko Apapun Saya Akan Hadapi

Firli Bahuri: Resiko Apapun Saya Akan Hadapi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Tahun 2023 merupakan tahun terakhir Firli Bahuri menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tepatnya 20 Desember mendatang, pensiunan jenderal polisi bintang tiga itu selesai mengabdi untuk membebaskan Indonesia dari praktik korupsi.

Tiga tahun sudah berjalan, telah banyak torehan karya untuk lembaga antirasuah yang dipimpinnya.

Tiga tahun baginya bukan hanya sekedar angka namun penuh makna. Firli sadar langkahnya tak selalu mulus, melawati jalan berliku, terjal dan tak jarang dihantam badai demi sebuah cita-cita, yakni mewujudkan peradaban di negara tercinta tanpa korupsi.

Bagi Firli, apapun yang dilakukan hari ini, akan mempengaruhi masa yang akan datang. Seperti apa yang dikatakan Mahatma Gandhi “the future, depend on what do in the present”.

“Kita juga harus meyakini bahwa jutaan langkah tergantung pada langkah pertama,” kata Firli saat menyempatkan hadir ramah tamah di Kopi Timur, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Sabtu malam (4/1).

Oleh karenanya, setiap langkahnya dalam memimpin institusi KPK, secara keseluruhan akan dipertanggungjawabkannya. Firli memastikan tidak akan pernah menghindar dari tanggung jawab sebagai ketua dan pimpinan KPK.

“Saya akan selalu bertanggungjawab dan tidak akan pernah menghindar,” tegasnya.

Pria yang lahir di Dusun Lontar, Ogan Komering Ulu ini bahkan merelakan nyawanya dipertaruhkan demi menjalankan tugas sebagai Ketua KPK. Hal ini setidaknya telah dibuktikan saat melakukan penegakan hukum terhadap Gubernur Papua Lukas Enembe.

Penanganan hukum yang penuh dengan resiko tersebut diambil Firli sebagai bukti tanggung jawab ketua lembaga antirasuah. Kendati, Firli dapat tudingan miring  one man show.

“Nyawapun saya korbankan untuk melaksanakan tugas. Enggak ada yang mau ke Papua karena takut, saya yang ambil alih tanggung jawab. Walaupun labeling dan komentar tak bisa dihindari termasuk one man show,” ungkap dia.

“Resiko apapun saya akan hadapi karena itu lebih baik. Resiko paling besar akan datang jika tidak mengambil resiko apapun,” tegasnya menambahkan.

Karena pada prinsipnya, setiap tugas harus terlaksana dengan baik. Bukan justru menghindari apalagi melepas tanggung jawab. Firli sadar, upayanya menegakan hukum terhadap siapapun yang melakukan korupsi tak jarang mendapat kritik bahkan caci maki. Namun dirinya tak pernah berpikir untuk membalas apalagi sakit hati.

“Karena tidak ada hak bagi saya untuk melakukan pembalasan. Karena sesungguhnya hanya tuhan yang memiliki hak mutlak untuk memberi pembalasan,” ujar dia.

Menurut Firli, ketika seorang mampu memaafkan dan tersenyum kepada orang yang memfitnah, disaat itulah orang tersebut telah membuktikan jauh lebih baik dari meraka.

"Selama kita berada di jalan yang benar, maka kata hinaan itu akan kembali sebagai jerat bagi pemiliknya," imbuh Firli.

Meski telah di akhir masa jabatan, Firli masih optimis untuk bisa menghibahkan diri, memberikan karya, gagasan dan ide bagi kabaikan negeri.

“Umur ada keterbatasan, tapi mari kita tetap semangat, karena terbiasa menghadapi derasnya hujan dan badai, jadi jangan pernah menggigil karena hujan gerimis,” demikian Firli Bahuri. 

Sumber: RMOL
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita