GELORA.CO - Indonesia pada 2024 nanti membutuhkan seorang pemimpin yang menjadi antitesa dari Presiden Joko Widodo. Sehingga, sangat tepat jika bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan disebut sebagai antitesa dari Jokowi.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi terkait pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang mengatakan Anies adalah antitesa Jokowi.
Muslim mengatakan, pada Pilpres 2024 nanti, harus ada capres yang jadi antitesa Jokowi untuk melakukan perbaikan di era kepemimpinan mantan Wali Kota Solo itu selama 10 tahun.
"Karena banyak hal di era Jokowi yang harus diperbaiki. Soal utang, infrastruktur dan IKN banyak menimbulkan kritik para ahli. Jadi antitesa Jokowi tidak selamanya berkonotasi jelek. Bisa juga antitesa untuk sempurnakan kekurangan yang telah dikerjakan oleh Jokowi," kata Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/2).
Mengingat kata Muslim, DKI Jakarta era Anies Baswedan banyak sekali melakukan perubahan dan perbaikan yang tidak dilakukan di era Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Bahkan, DKI Jakarta menjadi wajah metropolitan, sederajat dengan kota-kota internasional yang merupakan buah karya Anies.
Dengan demikian, Muslim menilai, Hasto seharusnya berpikir rasional dan logis, dan tidak berpikir secara emosional yang tidak berpihak kepada fakta-fakta di lapangan.
"Ahok dan Djarot sudah pernah pimpin DKI, tapi harus disadari saat Pilgub DKI 2017-2022. Warga DKI pilih Anies-Sandi. Jangan karena kepentingan politik lalu tidak rasional dan emosional sehingga menafikan Anies Baswedan yang telah menata Ibukota dengan apik. Yang baik dan bagus harus diapresiasi, yang kurang dan jelek harus dibenahi. Jadilah politisi yang tidak berkacamata kuda," pungkas Muslim.
Sumber: rmol