Yusril Mau Berpasangan Sama Puan, Sudah Pamer Brosur

Yusril Mau Berpasangan Sama Puan, Sudah Pamer Brosur

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Rupanya, Yusril Ihza Mahendra juga ingin mencalonkan diri di Pilpres 2024. Sekjen PBB mendambakan pencalonan wakil presiden dan berduet dengan pimpinan PDIP Puan Maharani. PBB bahkan mengeluarkan selebaran duet Puan-Yusril.

Pamflet duet Puan-Yusril dipamerkan Sekjen PBB Afriansyah Noor di status WhatsApp (WA). Ada beberapa desain pamflet yang dipamerkan.

Desain pamflet pertama, berisikan logo PDIP disandingkan dengan logo PBB. Di atas kedua logo ditulis besar-besar kata "koalisi". Pamflet ini berlatar belakang abstrak merah putih.

Pamflet kedua, memuat foto Puan dengan rambut disanggul mengenakan kebaya merah disandingkan dengan Yusril yang mengenakan jas hitam. "Puan~YIM 2024," bunyi tulisan bercetak tebal di atas foto keduanya.

Desain pamflet ketiga, berisi logo kedua parpol. Lalu di bawahnya ditulis besar-besar "Koalisi 313 Merah Hijau 2024". Di bawahnya ada tulisan dengan ukuran kecil dan tipis, yakni: Sistem Pemilu Proporsional Tertutup.

Pamflet keempat, memuat foto Puan mengenakan busana Bali disandingkan dengan Yusril yang tampil dengan baju koko warna putih dengan sajadah dililitkan di lehernya. Di bawah foto Puan dan Yusril ada logo kedua parpol. "Journey to 2024," bunyi kalimat di bawahnya.

Desain pamflet kelima semakin mengerucut. Logo bulan sabit PBB melingkari logo kepala banteng, lengkap dengan satu bintang di atasnya. Di bawah logo itu, ada foto Puan dan Yusril. "Bersatu membangun bangsa & negara Republik Indonesia," isi tulisan di pamflet tersebut.

Afriansyah Noor lalu mengunggah desain pamflet lainnya. Kini foto Puan yang tengah mengepal tangan kanannya disandingkan dengan Yusril. Bedanya di sini ada logo KPU. "Menuju Pileg dan Pilpres 2024," bunyi kalimat pamflet tersebut.

Afriansyah mengklaim, kedekatan PBB dengan PDIP kian intens sejak sama-sama berjuang menggolkan sistem pemilu proporsional tertutup. Lambat-laun, komunikasi kedua parpol mengarah ke soal Pilpres.

"Apalagi di Rakornas Pak Jokowi juga bilang Pak Yusril ini sebenarnya punya potensi (maju di Pilpres). Kalau mendapat 20 persen (ambang batas presidential threshold), Pak Jokowi akan dukung. Gayung bersambut. Kita komunikasi dengan Pak Hasto (Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto) dan Pak Said Abdullah, responsnya positif," kata Wakil Menteri Ketenagakerjaan ini, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Apa modal PBB sehingga berani memasangkan Yusril dengan Puan? Pria yang akrab disapa Ferry menerangkan, Yusril punya segudang pengalaman di bidang hukum dan pemerintahan. Yusril pernah memegang posisi strategis di era Presiden Gus Dur, Megawati, hingga SBY.

Dia melanjutkan, Yusril juga punya modal popularitas yang tinggi. "Kami sudah melakukan survei internal, tingkat keterkenalan Pak Yusril ini 75 persen, padahal belum branding apa-apa lho dibanding calon lain," ucapnya.

Bagaimana tanggapan PDIP tentang ini? Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membenarkan jika PDIP memiliki kesamaan agenda politik dengan PBB, khususnya soal sistem pemilu coblos partai. Selain itu, baik PDIP dan PBB maupun Yusril dan Mega punya banyak irisan sejarah.

Namun, soal capres-cawapres, Hasto angkat tangan. Dia menyerahkan keputusan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, ibunya Puan.

“Kalau sudah berkaitan dengan capres dan cawapres, maka ketua umum partailah yang oleh kongres diberikan kewenangan untuk memutuskan. Jadi tunggu keputusan Bu Mega," kata Hasto, kepada wartawan, kemarin.

Bisakah Yusril duet dengan Puan? Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno pesimistis dengan hal ini. Menurutnya, wacana ini mirip-mirip dengan wacana Ketum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha atau Fahri Hamzah dan Anis Matta dari Partai Gelora yang ingin nyapres.

"Ini lagu lama. Ini sebatas wacana politik yang tidak terlalu kuat. PDIP juga sepertinya tidak terlalu berharap," kata Adi, tadi malam.

Menurutnya, jika Puan yang bakal diusung PDIP, maka pasanganya harus punya modal elektabilitas tinggi agar bisa memenangkan kontestasi Pilpres 2024. "Yusril tidak pernah muncul di survei, partainya juga tidak ada di parlemen. Jika dilihat dari berbagai penjuru mata angin, itu bukan Yusril. Minimal Prabowo, pasangan Puan," sambungnya.

Ia tidak menampik modal pengalaman Yusril di bidang hukum dan pemerintahan sangat mentereng. Namun, dari berbagai survei yang dirilis belakangan ini, tidak pernah memotret Yusril punya potensi maju di Pilpres 2024. Sehingga wacana PBB memasangkan Yusril dengan Puan, nilainya cenderung utopis.

"Yusril masih kalah mentereng dengan sejumlah nama besar. Pada level partai, nggak lolos parlemen. Nama Yusril juga nggak pernah masuk radar survei. Itu terkesan kosong dan sebatas angin lalu, nggak mungkin terwujud lah," pungkasnya.

Sumber: kontenjatim
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita