GELORA.CO - Bahan bakar minyak sawit ternyata sudah terbukti jadi solusi alternatif untuk pengganti BBM.
Bahkan diklaim juga bensin sawit memiliki bahan persis dengan bensin yang biasa dipakai pada umumnya.
Tim riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan PT Kemurgi Indonesia sudah melakukan uji coba bensin sawit dan memang terbukti memiliki kualitas yang tokcer.
Bensin sawit sebelumnya sudah sempat diperkenalkan di Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) di Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Diperkirakan bensin sawit atau bensa memiliki keunggulan yakni bisa lebih hemat dan efisien bagi kendaraan konvensional.
Bensin sawit memiliki RON 110-112, jelas sangatlah tinggi dibandingkan dengan RON bahan bakar pada umumnya, sekitar RON 90-98.
Akan tetapi ternyata bukan kaleng-kaleng karenga tim ITB sudah pernah berhasil tembus melakukan test drive menggunakan motor berbahan bakar bensa.
Hasilnya, motor tanpa mengalami kerusakan meski berjalan sejauh 2.000 km, yakni dari Bogor ke Medan.
"Sawit ternyata mampu mengantarkan 2.000 km dan Alhamdulillah (motor) tidak rusak. Kita sudah membuktikan bahwa sawit ini membawa kita lebih bahagia," kata anggota tim riset ITB-Kemurgi Indonesia, Muhammad Ferian pada Oktober 2022 lalu.
Sementara itu, eks Menteri BUMN Dahlan Iskan pernah mengomentari terkait kemunculan bensin sawit ini.
Dahlan Iskan mengatakan kelebihan bensa dari bensin lainnya ada di segi RON-nya. RON bensin yang kita kenal adalah 93 atau di bawah itu, sedangkan RON bensa dari IVO bisa sampai 112.
Diperkirakan Dahlan Iskan, bensa kelak bisa saja akan dicampur dengan bensin RON 83 untuk menghasilkan bensin RON 93 atau variasi sejenis.
"Pemerintah mendukung penuh langkah ITB tersebut. Toh, ada dana besar yang bisa dipakai untuk melanjutkan penelitian itu: dana khusus sawit. Yang dikumpulkan pemerintah dari para pengusaha sawit –di luar APBN," kata Dahlan Iskan.
Dana tersebut sekarang terkumpul di BLU (Badan Layanan Umum) Sawit di bawah Kementerian Keuangan. Tujuannya, membantu pengembangan green energy dari sawit.
Tahap pertama akan dibangun pabrik IVO berkapasitas 50.000 ton di Sumsel. Saya perkirakan perlu biaya sekitar Rp 120 miliar –saya samakan dengan pabrik CPO/PKS.
Setelah bensa dibuat dari IVO –bukan lagi dari CPO– tentu harga bensa bisa lebih rendah. Tapi, serendah-rendahnya harga bensa –perkiraan saya– masih akan di sekitar Rp 20.000/liter.
Memang harga sawit luar biasa mahal. Pesaing bensa adalah mulut manusia. Kian banyak mulut di muka bumi, kian mahal minyak goreng.
Itu mirip dengan proyek etanol dari jagung: harus bersaing dengan mulut ternak. Jumlah ternak terus dikembangkan: lebih baik jagung untuk makanan ternak.
Tapi, dengan ditemukannya bensa, kita sudah lebih punya banyak pilihan untuk green energy. Bahkan, kalaupun kelak harga sawit jatuh, masih bisa untuk bensa.
Sumber: disway