GELORA.CO - Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri seperti sedang kecewa berat dengan Presiden Joko Widodo. Kekecewaan itu kemudian diluapkan dengan sejumlah sentilan saat memberi sambutan di acara HUT ke-50 PDIP beberapa waktu lalu.
Begitu kata analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/1). Menurutnya, sentilan yang disampaikan Megawati tidak bisa dianggap sepele.
"Sentilan Megawati kepada Jokowi saat ulang tahun PDIP memiliki makna politik yang dalam. Setidaknya ada tiga makna penting," ujarnya.
Pertama kata Ubedilah, memiliki makna penegasan bahwa Jokowi hanyalah petugas partai yang ditugaskan partai untuk mengurusi negara menjadi presiden. Karena itu, tidak mungkin Jokowi jadi presiden pada 2014 dan 2019 jika tidak diusung PDIP.
Makna kedua, ada ekspresi kesal dari Megawati pada Jokowi karena tidak sedikit perintah dan kritik yang diabaikan Jokowi. Katanya, Megawati menghendaki Menko LBP di-reshuffle, tetapi sampai saat ini tidak dilakukan Jokowi.
Contoh lain, kata Ubedilah, yakni Megawati sangat keras menolak wacana tiga periode atau penundaan pemilu, tetapi Jokowi membiarkan relawannya mengkampanyekan tiga periode atau penundaan pemilu. Bagi Megawati, hal itu adalah pengkhianatan pada konstitusi.
"Makna ketiga, menunjukkan bahwa Megawati tidak mendukung capres yang diendorce Jokowi. Sepertinya Megawati kecewa berat dengan Jokowi," pungkas Ubedilah.
Sumber: rmol