GELORA.CO -Politisi PSI Guntur Romli dikenal kerap mengkritik kebijakan Anies Baswedan, apalagi karena mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah dideklarasikan menjadi Bakal Calon Presiden 2024 dari Partai NasDem.
Salah satu alasan mendasarnya tidak mendukung Anies adalah kekhawatiran kelompok-kelompok intoleran akan kembali subur, seperti FPI dan HTI.
Partai NasDem yang diwakili Hermawi Taslim sendiri telah meyakinkan publik bahwa Anies akan tetap membubarkan FPI dan HTI. Namun pernyataan ini rupanya tidak dipercayai begitu saja oleh Guntur Romli.
"Saya nggak percaya," tegas Guntur Romli langsung, dikutip dari kanal YouTube Total Politik, Selasa (24/1/2023).
"Pertama, itu boleh menjadi pertimbangan kalau keluar dari Mas Anies, 'Saya kalau jadi presiden akan tetap melarang HTI FPI', nah itu, baru... (Tapi) Mas Anies belum pernah," sambungnya.
Guntur Romli lantas mengungkit rekam jejak Anies terkait dukungannya terhadap kelompok-kelompok intoleran. Bahkan menurut Guntur Romli, Anies pernah menyebut kelompok seperti HTI dan FPI sebagai ekstremis kala masih berada di barisan Presiden Joko Widodo.
"Tapi setelah kemudian dia tidak menjadi menteri, berkoalisi dengan FPI maksudnya dalam tataran lapangan, (tim) pemenangannya, kemudian dia malah memuji-muji FPI perekat umat dan sebagainya," kata Guntur Romli.
Guntur Romli menilai tidak ada yang salah dengan perubahan sikap Anies. Namun yang disayangkan adalah Anies tidak pernah menunjukkan sikap perubahan pandangannya.
"Dulu anti FPI, kemudian tiba-tiba pro FPI dengan nggak ada alasan, kemudian tiba-tiba sekarang ada isunya mungkin akan menjamin pelarangan, maksudnya nggak bisa dipercaya orang kayak gitu," ujar Guntur Romli.
"Kecuali dia punya sikap, kemudian dia sampaikan ke publik, 'Saya berubah karena ini dan ini dan sebagainya', nah itu baru dianggap serius. Kalau Hermawi Taslim nggak usah dianggap serius, nggak percaya saya," lanjutnya.
Sebagai informasi, Anies memang kerap dikaitkan dengan stigma politik identitas. Namun Anies dan Partai NasDem sendiri berusaha untuk menanggalkan stigma tersebut, terutama menjelang Pilpres 2024.
Sumber: suara