GELORA.CO - Tak sedikit orang tajir merupakan keturunan Tionghoa di Indonesia. Mereka memiliki kisah dan perjuangan yang berat sampai meraih kesuksesan.
Sebagai perantau, orang Tionghoa layak dijadikan contoh ilmu, kiat, dan kisahnya.
Menurut Akademisi dan Praktisi Bisnis Prof Rhenald Kasali, karakter perantau sebagai wirausaha membuat para keturunan Tionghoa memulai bisnisnya dengan modal kepercayaan dan kerja keras.
Dari modal tersebut, mereka bisa mengumpulkan uang, hidup hemat agar anak-anaknya bisa mendapat pendidikan yang baik.
Keturunan Tionghoa dinilai lebih berani berinvestasi dalam jangka yang panjang. Bukan cuma investasi uang, pertemanan juga bisa dianggap sebagai investasi.
Namun, ada juga yang dinilai lebih perhitungan dan hidup hemat. Keturunan Tionghoa yang memilih untuk hidup hemat ini lebih berhati-hati dalam menggunakan uangnya.
Satu lagi yang membedakan pengusaha perantau dan pengusaha pribumi adalah kepercayaan mereka tentang keberuntungan dan nasib.
Rhenald menuturkan, pengusaha keturunan sangat memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan keberuntungan dan nasib.
Misalnya, saat membangun rumah mendatangkan ahli fengshui, saat memilih menantu akan mencari tahu apakah membawa keberuntungan atau tidak.
“Mereka juga menghormati leluhur, ketika ada leluhur yang meninggal mereka bikin upacara besar dan berebut mengurusnya karena mereka percaya akan mendatangkan keberuntungan yang tinggi dan mereka sangat percaya dengan keluarga. Ikatan saling menjaga kuat sekali,” kata Prof Rhenald.
Rhenald menyebut, umumnya mental perantau ini memiliki jiwa sosial yang kuat. Mereka mudah terenyuh bila mendengar ada golongan orang yang memerlukan beasiswa. Hampir rata-rata orang terkaya keturunan China memiliki yayasan sosial.
Sumber: herald