GELORA.CO - Anggota tim Koalisi Perubahan mendukung Anies Baswedan sebagai capres di 2024 Sudirman Said mengungkap cerita soal calon pendamping mantan gubernur DKI Jakarta itu. Katanya, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono
"Ada suasana saling memberi yang luar biasa di antara partai-partai. Misalnya, dulu kan kita mendengar bahwa AHY itu seperti ngotot harus jadi cawapres baru deklarasikan. Tapi setelah dialog, lama-lama enggak, jalan aja dulu," kata Sudirman di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (30/1).
Saat ini soal cawapres masih dibicarakan. Bisa AHY, bisa Khofifah Indar Parawansa, Ahmad Heryawan, atau juga nama lainnya.
"Atau PKS kan juga menyodorkan nama kadernya kan (Aher). tapi di satu titik, enggak kita jalan aja dulu. Begitu pula Nasdem. Malahan paling awal itu enggak pakai syarat apa-apa," tuturnya.
Ia menambahkan, semua timing harus pas. Termasuk soal cawapres yang akhirnya akan dipilih Koalisi Perubahan.
"Jadi terhadap semua aspek kita tidak dalam nuansa atau mood kayak dipaksa-paksa, termasuk timing. Timing juga natural saja. Saya kebetulan ikut hampir semua diskusi, jadi saya ikuti dinamika di partai masing-masing," tuturnya.
"Kadang-kadang saya bertemu bilateral, kadang-kadang ramai gitu ya. tapi timing ini juga sifatnya yang momennya sudah sampai ya kita umumkan," tutup dia.
Sebelumnya, AHY mengakui, baik dari Demokrat dan PKS masing-masing memiliki aspirasi kader utamanya sebagai Bacawapres. Yang terpenting kata dia, diskusi mengenai hal ini hendaknya tak menghambat finalisasi koalisi.
“Sebagai aspirasi selaku calon anggota koalisi, itu wajar,” jelas AHY.
“Kami rasional saja. Jangan sampai faktor penentuan Bacawapres ini justru menjadi hal yang menghambat bagi terbentuknya Koalisi Perubahan. Untuk itu, Demokrat akan mengajak PKS agar menyerahkan keputusan Bacawapres kepada Bacapres yang kita usung. Dengan demikian, tiga partai memiliki kesetaraan yang sama dalam koalisi,” AHY melanjutkan.
Sumber: kumparan