GELORA.CO -Beredar informasi jika anggaran untuk mengentaskan kemiskinan senilai Rp500 triliun habis dipakai rapat.
Bagkan Menteri PAN-RB, Abdullah Azwar Anas sampai menyinggung nama Presiden Joko Widodo terkait dengan tujuan dalam pengentasan kemiskinan dengan anggaran yang tidak sedikit itu.
Abdullah Azwar Anas menjelaskan, dana Rp500 triliun terkait program kemiskinan diakuinya belum berdampak optimal.
Hal itu kata dia lantaran dana yang nilainya triliunan tersebut tersedot untuk rapat dan studi banding kemiskinan.
“Jadi begini, setelah kita pilah, ada sejumlah instansi, terutama di beberapa daerah yang program kemiskinannya belum sepenuhnya berdampak optimal," ucap Anas dalam keterangan resminya, Minggu (29/1/2023).
"Misal ada studi banding soal kemiskinan, ada diseminasi program kemiskinan berulang kali di hotel," katanya.
"Faktualnya itu ada, tapi bukan kurang lebih Rp500 triliun habis untuk studi banding dan rapat,” ucapnya lagi.
“Jadi, bukan semua anggaran untuk studi banding atau rapat, tapi sebagian ada sehingga belum sepenuhnya selaras dengan tujuan."
"Ada pula yang ingin mengurangi stunting, tapi kegiatannya sosialisasi gizi, di sisi lain pembelian makanan untuk bayi malah tidak dialokasikan,“ ucap Anas.
“Padahal kami mencontohkan sebagian logical framework yang belum selaras, bukan menyebutkan anggaran habis untuk rapat,” ujarnya.
Hingga September 2022 berdasarkan data BPS, kemiskinan Indonesia sebesar 9,57 persen menurun dibanding tingkat kemiskinan pada September 2021 sebesar 9,71 persen.
Sehingga Presiden Jokowi, kata dia, menginstruksikan agar seluruh komponen pemerintah, dari pusat ke daerah bergerak selaras.
“Dalam konteks Kemenpan RB, kami ditugasi soal tata kelola birokrasi. Maka salah satu langkahnya, mulai tahun ini berbagai penilaian reformasi birokrasi kita bikin lebih terfokus melalui isu-isu tematik. Salah satunya soal penanggulangan kemiskinan,” tuturnya.
Sumber: suara