GELORA.CO - Pengamat politik Rocky Gerung kembali mengkritik Menteri Mahfud MD. Sebagai perwakilan akademis yang memahami hukum dan duduk di Pemerinntahan, Mahfud tidak bersuara banyak mengenai Perpu UU Ciptaker.
Di akun YouTube miliknya, Rocky Gerung bersama Hersubeno Arif mengungkit pernyataan Mahfud MD yang menegaskan jika ia bukan menteri, maka ia pun akan menolak Perpu UU tersebut.
Dengan pernyataan di judul berita tersebut, Rocky Gerung kembali menegaskan jika Mahfud MD ternyata lebih haus dan rakus kekuasaan.
Hal ini karena pernyataan tersebut, Rocky Gerung menyebut jika Mahfud lebih memilih menjadi pembohong dari kejujuran adanya Perpu yang busuk bagi kehidupan berdemokrasi.
"Itu pernyataan jika saya bukan menteri, maka akan menolak Perpu. Itu sudah jelas, Menteri Mahfud sebagai menteri, hati nuraninya terganggu," ujar Rocky.
Namun Mahfud ini menegaskan karena kekinian ia berada di barisan pemerintah tidak bisa berbuat penolakan.
"Sekarang berarti kita menilai Mahfud haus kekuasaan. Dia lebih memilih kebohongan ketimbang etis kejujuran akademisnya. Dia tahu jika Perpu itu buruk bagi demokrasi, ia paham soal keadilan namun karena sedang menjadi menteri tidak bisa. Itu artinya, jabatan lebih berharaga dari nilai kebenaran," beber Rocky Gerung.
Dengan catatan demikian, Rocky memastikan rakyat akan mencatat jika Mahfud MD pernah membandingkan kejujuran dengan kekuasaan. Sayangnya, Mahfud memilih kekuasaan.
"Itu tanda orang rakus kekuasaan," tegas Rocky.
Selain Mahfud MD, Rocky juga mengkritik sosok Sri Mulyani yang dinilai memahami soal prinsip keadilan dan demokrasi ekonomi namun tidka banyak berbuat banyak.
"Sebagai yang menjadi sosok akademisi dan duduk di Pemerintahan, artinya Mahfud MD sudah mengakui pilihan kekuasaannya ketimbang etis kebenaran akademis, sementara Sri Mulyani belum," sambung ia.
Rocky mengakui awalnya ia termasuk yang sangat mendukung Mahfud menjadi Presiden RI, karena sosoknya yang paham demokrasi, hukum dan keadilan baik secara teoritis dan praktis.
Sumber: suara