Ramai Soal Presiden Firaun, Zulfan Lindan: Sekarang Udah Sintesis 'Mega-Jokowi'

Ramai Soal Presiden Firaun, Zulfan Lindan: Sekarang Udah Sintesis 'Mega-Jokowi'

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Ucapan Emha Ainun Najib atau Cak Nun yang menyamakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi seperti Raja Firaun masih menjadi perbincangan publik. 

Dalam hal ini politikus senior Zulfan Lindan menyebutkan bahwa penyebutan Firaun sudah bukan zamannya. Hal ini dinyatakan oleh Zulfan dalam perbincangannya di Total Politik. 

"Ya kalau kita bicara Firaun lagi sudah selesai, sudah lah kita kan sudah sintesis," kata Zulfan Lindan dalam perbincangannya di Total Politik. 

"Kalau kita sudah ketemu sintesis enggak ada lagi persoalan firaun, kecuali kita masih mencari baru bisa," imbuhnya. 


Diketahui sebelumnya bahwa Zulfan Lindan sempat menghebohkan dengan pernyataan Anies Baswedan sebagai antitesis Jokowi. 

Kemudian dia kembali menyarankan soal sintetis, yakin Megawati-Jokowi sebagai calon presiden dan wakil presiden di 2024 mendatang. 


"Wah ini mantap udah. Kalau Pak Jokowi itu kita anggap tesis, Anies Baswedan antitesis, Megawati-Jokowi ini sintesis," pungkasnya.


Cak Nun Soal Jokowi Firaun

Video mengenai pernyataan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun kemudian ramai diperbincangkan. Video yang menyebut Jokowi sebagai sosok firaun kemudian viral dan dibahas sejumlah pihak.


Tidak hanya Jokowi, Cak Nun juga menyebut Luhut sebagai seorang Haman. Pernyataan ini pun mengkait-kaitkan pengusaha Anthony Salim sebagai Qorun dan istilah 9 naga menguasai Indonesia.

Usai videonya vira, Cak Nun akhirnya menyampaikan permintaan maaf. 

Dalam video berdurasi 2 menit 46 detik itu, Cak Nun menyebutkan, bahwa ia baru disidang oleh keluarganya.


"Saya baru disidang oleh keluarga, dihajar, pokoknya disalah-salahkan, digoblok-goblokin, disesat-setatin. Kenapa digoblok-gobloki, karena saya mengucapkan apa yang seharusnya tidak saya ucapkan," ujar Cak Nun dikutip dari video tersebut, Rabu (18/1/2023).

Menurut Cak Nun, ia juga dituding tidak bijaksana. "Kan saya yang mengajari di Maiyah dan semua keluarga, bahwa apa yang kita ucapkan itu harus baik, efeknya harus harus diperhitungkan, dan harus bijaksana dan saya dianggap tidak bijaksana," ucapnya.

"Kan saya yang mengajarkan, jangan ngomong siapa, tapi apa. Itu saya sendiri melanggar, jadi akhirnya saya, saya minta maaf sama keluarga, dan sama yang terciprat omongan saya," imbuhnya.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita