GELORA.CO - Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Husny Mubarak Amir menilai tayangan tentang sosok Fajar Labatjo alias Fajar Sadboy di televisi merusak generasi bangsa. Alasannya televisi menyoroti kisah percintaan Fajar yang masih berusia 15 tahun, yang menangis akibat ditinggal kekasihnya.
Husny menilai siaran televisi tentang Fajar Sadboy kontraproduktif dan hanya memikirkan hiburan semata yang tidak jelas mutunya. "Seharusnya tayangan televisi menyajikan tayangan konten yang produktif dan tidak memikirkan rating saja," katanya dikutip dari NU Online, Rabu, 4 Januari 2023.
Penasehat di lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU DKI Jakarta itu menjelaskan peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tentang Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) mengatur lembaga penyiaran tidak boleh mewawancarai anak-anak atau remaja berusia di bawah 18 tahun mengenai hal-hal di luar kapasitas mereka dan wajib mempertimbangkan keamanan masa depan anak-anak.
Husny menilai anak seusia Fajar Labatjo tidak baik membicarakan hubungan percintaan seperti layaknya remaja dewasa. Anak seusianya seharusnya lebih fokus dalam pendidikan. “Mau jadi apa ketika generasi kita, apabila anak usia 15 tahun menganggap dunia percintaan adalah segalanya,” tegas Husny.
Tidak hanya pada industri televisi, Husny meminta para pembuat konten di media sosial pun memikirkan matang-matang kemanfaatan karya mereka untuk generasi muda Indonesia.
Ia khawatir ekspose berlebihan tentang Fajar Sadboy membuat anak-anak Indonesia menjadikan remaja asal Gorontalo itu sosok yang layak diikuti.
“Kita sering melihat siaran progam televisi dengan adegan percintaan anak di bawah umur yang sangat tidak layak dipertontonkan,” tuturnya.
Sumber: tempo