GELORA.CO - Dua petinggi Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pernah menggelar pertemuan tertutup usai ramai desas-desus soal Sandi hijrah ke PPP.
Tak disangka, dalam pertemuan tersebut, Prabowo dan Sandiaga ternyata juga "bergosip" tentang bakal calon presiden (bacapres) 2024 dari Partai NasDem, Anies Baswedan.
Hal inilah yang diungkapkan Sandiaga ketika hadir di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored.
"Itu sedikit dibahas juga malam itu," kata Sandiaga, dikutip pada Jumat (27/1/2023)
"Salah satu yang kita flashback adalah waktu saya bersikeras membawa Pak Anies di pencalonan gubernur dan beliau menyatakan, sambil senyum-senyum, 'Gimana Mas Sandi, jadi keputusan yang tepat atau tidak?'" sambungnya.
Namun Sandiaga menegaskan bahwa selorohan Prabowo waktu itu untuk menyentil dirinya yang tidak percaya diri.
Apalagi karena sosok Prabowo adalah negarawan sejati yang tidak akan menjelek-jelekkan orang lain.
"Kita sama-sama tahu Pak Prabowo itu negarawan, jadi nggak pernah bicara jelek tentang orang. Tapi saya tahu itu teguran buat saya karena waktu itu kan saya nggak PD," ungkap Sandiaga.
"Karena saya nggak PD dan hitung-hitungan politiknya boleh dibilang naif, tidak berpengalaman, jadi itu keputusan yang saya ambil (mengajak Anies ikut Pilgub DKI Jakarta 2017)," sambungnya.
Meski begitu, Sandiaga juga memastikan dirinya maupun Prabowo tidak memusingkan langkah politik Anies saat ini.
"Tapi inilah kenyataan politik sekarang. Saya nggak melihat Pak Prabowo khawatir atau menyalahkan situasi saat sebelumnya. Tapi ya beliau dan saya sangat setuju, bahwa kita jangan sampai dipecah-belah," tegas Sandiaga.
Selain itu, pertemuan tersebut juga menghasilkan kesepakatan untuk kepemimpinan tahun 2024 mendatang.
Rupanya Prabowo dan Sandiaga sepakat untuk mengusung tema keberlanjutan.
"Setelah kita review 3 tahun apa yang sudah dilakukan pemerintahan ini dan sebelumnya, itu harus mengusung tema keberlanjutan pembangunan. Kan ada dua, keberlanjutan atau perubahan, dan kami sepakat malam itu bahwa ini adalah tentang keberlanjutan, ini tentang percepatan, ini tentang rekonsiliasi," tuturnya.
"Sampai kami bicara soal risiko polarisasi yang sangat tidak baik," lanjutnya. Karena itulah, Sandiaga mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo untuk mengundangnya dan Prabowo, yang notabene rival politik di Pemilihan Presiden 2019, untuk masuk kabinet.
Sandiaga tak menampik bahwa masih ada beberapa nilai minus dalam pemerintahan Jokowi, seperti lapangan kerja dan biaya hidup, namun semangat utama Prabowo dan Sandiaga saat ini masih tentang keberlanjutan pembangunan.
"Kita sepakat bicara isu-isu besar seperti itu, nggak spesifik tentang orang, tidak menyebut nama malah. Kita bicara kerangka besar. Kan kita bicara gagasan mengenai 2024 itu sebelum sosoknya ditentukan, dan kita sepakat mengenai keberlanjutan pembangunan," pungkasnya.
Sumber: kontenjatim