Patahkan Klaim Rizal Ramli Soal Capaian Tax Ratio hingga Pajak Rakyat, Stafsus Menkeu: Beliau Kurang Update

Patahkan Klaim Rizal Ramli Soal Capaian Tax Ratio hingga Pajak Rakyat, Stafsus Menkeu: Beliau Kurang Update

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mematahkan klaim Rizal Ramli yang kerap mengumbar prestasinya saat jadi menteri. 

Dikutip dari akun Twitternya, Yustinus Prastowo merespon kicauan Rizal Ramli soal capaian tax ratio terhadap GDP di tahun 2001 yang meningkat di angka 11,5 persen. Sementara saat ini anjlok hingga ke angka 9,5 persen. 

Dalam kicauannya Rizal Ramli pun menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani payah karena kebijakannya soal pajak yang tak tepat. 

"Tahun 2001, tax ratio terhadap GDP sudah 11,5 persen tapi hari ini malah merosot ke 9,5 persen. SMI memang payah-tax ratio merosot karena hanya berani naikkan pajak rakyat tapi untuk orang kaya malah diberi tax amnesty, tax holiday dll. 

Bisanya hanya ngutang, ngutang lagi dan bunga tinggi!" cuitnya pada Jumat (13/1/2023) lalu. 



Atas kicauan itu, baru-baru ini Yustinus Prastowo membantah klaim tersebut. Ia menyebut bahwa capaian tax ratio terbaik bukan di era Rizal Ramli tetapi di masa Menkeu Sri Mulyani di era Presiden SBY. 

"Rizal Ramli selalu menyeret kita ke masa dia menjabat lalu bangga dan merendahkan orang lain. Padahal pencapaian tax ratio terbaik terjadi di era Pak SBY dan Menkeu SMI!! Tahun 2008 sebesar 13,3 persen," terangnya bersamaan dengan menyajikan sejumlah data terkait capaian tax ratio di masa Menkeu SMI pada era SBY.

Tak hanya menyanggah soal capaian tax ratio, Yustinus juga menyanggah narasi yang disampaikan Rizal Ramli perihal menaikkan pajak rakyat. 


"Dari mana @RizalRamli bisa ambil kesimpulan bahwa DJP hanya berani naikkan pajak rakyat? Lewat UU HPP yang dilakukan justru sebaliknya yang berpenghasilan kecil dilindungi yang berpenghasilan tinggi dipajaki lebih tinggi, Adil? Mungkin beliau kurang update. Takut ngga siap?" kicaunya.  

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita