GELORA.CO -Pada Mei 2022 lalu, Bayu Airlangga, menantu dari Soekarwo alias Pakde Karwo meninggalkan Partai Demokrat dan berlabuh ke Partai Golkar.
Isu politik di Jaltim waktu itu segera memanas mengingat keluarga Soekarwo memang lekat dengan Demokrat. Momentum kepindahan Bayu waktu itu bertepatan dengan suksesi kepemimpinan Demokrat Jatim.
Bayu yang digadang-gadang menjadi ketua DPD Demokrat Jatim kala itu harus kalah dengan keputusan DPP yang lebih memilih Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak.
Keputusan keluar dari Demokrat itu diambil karena Bayu merasa kecewa dengan partai tersebut. Ia mengaku prihatin dengan matinya demokrasi di Demokrat.
"Saya beberapa kali setelah pengumuman Musda ditawari sejumlah jabatan pengurus di Demokrat Jatim. Tapi saya menolak itu, sebagai bentuk rasa prihatin saya atas matinya demokrasi di Demokrat dan tanggung jawab kepada 25 DPC yang mendukung saya selama ini," ujarnya pada sejumlah wartawan saat itu.
Kini, setelah Bayu keluar dari Demokrat dan bergabung dengan Golkar, giliran mertuanya Pakde Karwo yang juga mantan Gubernur Jawa Timur (Jatim).
Demokrat diprediksi bakal tergerus
Mantan Gubernur Jawa Timur ( Jatim ) Soekarwo atau Pakde Karwo berlabuh ke Partai Golkar. Hal ini diprediksi bakal menggerus suara Partai Demokrat di Jatim.
Selama ini, nama Pakde Karwo memang lekat dengan Demokrat. Ia ikut membesarkan partai di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjabat sebagai gubernur Jatim.
Menurut Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, kepindahan Pakde itu bakal memberikan efek elektoral positif pada Golkar, utamanya di Jatim.
"Ya karena beliau tokoh di Jatim yang punya relasi kuat sebagai patron, ya tetap punya efek elektoral ke Golkar. Apalagi beliau pernah menjabat sebagai Gubernur Jatim dua periode, pasti punya relasi kuasa ciamik untuk peta elektoral di Jatim," katanya,
"Demokrat pasti tetap akan kehilangan karena Pakde Karwo sudah identik juga dengan Demokrat Jatim. Apalagi partai di Indonesia faktor tokoh masih menjadi sentral dan punya pengaruh signifikan," katanya menambahkan.
Pakde Karwo yang juga Anggota Wantimpres RI sebenarnya sudah keluar dari Golkar sejak 2019. Namun baru kali ini Ia memutuskan berlabuh ke Golkar. Di partai beringin itu, Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar.
Surokim Abdussalam menjelaskan, selama ini Pakde Karwo dikenal sebagai sosok politikus yang bisa merangkul semua kalangan.
"Pakde itu birokrat politisi yang tidak mengenal lawan, semua menjadi sahabat dan kawan. Politisi yang tidak hitam putih, dan bisa enjoy dengan semua politisi termasuk lintas partai," kata Surokim.
"Menurut pengamatan saya Pakde itu politikus murah hati, beliau bisa besar, bisa diterima semua kalangan karena selalu mengayomi dan tidak baperan," ujarnya.
"Sehingga, di mana pun berada selalu bisa menjadi faktor enable pendaya itu yang membuat beliau selalu bisa menjadi politisi intan permata," ujarnya menambahkan.
Sumber: suara