GELORA.CO - Ketua Umum Megawati Soekarnoputri masih menjadi sorotan karena pidato yang ia sampaikan di Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ke-50.
Pada momen itu, Megawati dinilai memberikan sindiran dan teguran yang keras kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena menyinggung permasalahan tiga periode, penundaan pemilu, bahkan mengatakan Jokowi bukan apa-apa tanpa PDIP.
Menanggapi hal ini, Pengamat politik Rocky Gedung memberikan analisisnya. Ia menduga Jokowi menunggu sang ketua umum mengoreksi kalimat yang dilontarkan.
"Ibu Mega nggak memperbaiki, Ibu Mega memang tahu Jokowi itu memang dihasilkan keputusan Megawati. Jadi sebetulnya itu yang kita anggap, Mega tetap seseorang yang taat prinsip dia sendiri," katanya melalui channel YouTube Rocky Gerung Official.
Dirinya kemudian mengulas sedikit soal perjalanan Jokowi dari Solo hingga menjadi RI-1 dengan kendaraan PDIP. Tetapi Jokowi terlihat mengeluarkan kebijakan yang tidak menguntungkan partai tersebut.
"Dan sering orang anggap Bu Mega keras kepala, bukan. Karena dia tahu, hanya melalui PDIP maka Jokowi bisa dipanggil dari Solo disuruh magang di DKI kemudian diusung jadi presiden. Dan Ibu Mega tahu bahwa kebijakan Presiden Jokowi dalam tujuh tahun ini tidak menguntungkan PDIP."
Lantaran itu pula, Rocky mengemukakan, kalau Jokowi tidak mencerminkan prinsip berdikari Bung Karno. Salah satunya adalah sikap Presiden Jokowi yang malah lebih dekat dengan Pemerintah China.
"Jokowi bahkan berdiri di atas kaki China, kira-kira gampangnya begitu. Atau dijadiin kaki oleh China di dalam ekonomi itu. Itu semua ada di dalam media massa."
Karena hal tersebut, Rocky menilai Jokowi sepertinya tidak bisa tidur nyenyak usai pidato Megawati. Apalagi Megawati menempatkan Jokowi sebagai petugas partai bukan seorang presiden.
Sumber: kontenjatim