GELORA.CO -Pakar politik Ma'mun Murod membeberkan alasan Koalisi Perubahan yang terdiri dari NasDem-Demokrat-PKS tak kunjung deklarasi.
Ma'mun menilai Koalisi Perubahan sendiri saat ini masih alot untuk menentukan calon wakil presiden, meski bakal capresnya sudah ada yakni Anies Baswedan.
Menurutnya, apabila hanya NasDem dan Demokrat yang maju deklarasi, maka jumlah suara mereka tidak akan cukup.
Pasalnya, masalah ada pada selisih jumlah suara di antara NasDem (9,05%), Demokrat (7,77%) dan PKS (8,21%) sangat sedikit. Sehingga, Koalisi Perubahan pun tak bisa menegaskan salah satu partai di antara mereka, kecuali harus mengambil salah satu partai yang lainnya.
"Nah ini saya lihat, ini yang membuat koalisinya agak lama meskipun sudah di dalam pembicaraannya itu sudah cukup lama," kata Ma'mun dikutip dari tayangan tvOne, Jumat (23/01/2023).
Hingga saat ini, hanya NasDem dan Demokrat yang mencapai kata sepakat untuk deklarasi. Sementara di sisi lain, PKS belum sepakat.
Ma'mun menduga deklarasi Koalisi Perubahan akan alot untuk menentukan sosok di posisi calon wakil presiden (cawapres).
Seperti yang diketahui, Demokrat terlihat berupaya untuk menjadikan Ketua Umum mereka Agus Harimurtu Yudhoyono (AHY) untuk jadi pasangan Anies, sedangkan PKS mengajukan Ahmad Heryawan alias Aher.
"Karena kita tahu, dari Demokrat akan berupaya semaksimal mungkin untuk bisa menggolkan mas AHY untuk bisa naik sebagai calon wakil presiden," tutur Ma'mun.
"Sementara PKS juga tidak mau diam berusaha untuk mengusung mas Heryawan untuk bisa maju sebagai calon wakil presidennya," sambungnya.
Situasi yang tampaknya alot itu disebut Ma'mun untuk saling legowo di antara parpol Koalisi Perubahan.
Sebab, Ma'mun sendiri berharap Koalisi Perubahan benar-benar sukses terbentuk untuk Pemilu 2024 mendatang.
"Nah ini harus ada kelegowoan. Prinsipnya saya berharap betul koalisi terbangun. Nah di sini memang harus ada kelegowoan, tidak boleh ada yang satu dengan yang lainnya saling menafikkan," tandasnya.
Sumber: suara