Lieus Sungkharisma: Perlakuan Tidak Adil Tanda KLB PSSI Sudah Disusupi Agenda Kekuasaan

Lieus Sungkharisma: Perlakuan Tidak Adil Tanda KLB PSSI Sudah Disusupi Agenda Kekuasaan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Perbedaan perlakuan dalam proses penerimaan pendaftaran dan dukungan untuk bakal calon ketua umum PSSI periode 2023-2027 disoroti aktivis Tionghoa penyuka sepakbola, Lieus Sungkharisma.

Dia melihat bahwa perbedaan mencolok terlihat saat seorang menteri dan Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti mendaftarkan diri maju sebagai ketum PSSI 2023-2027 di GBK Arena, Jakarta. Rombongan menteri diterima oleh Kesekretariatan PSSI di sebuah ruang rapat yang bagus, sementara LaNyalla diterima hanya di meja resepsionis di depan lorong lift yang sempit.



Lieus Sungkharisma mengecam keras perlakukan diskriminatif itu. Dia menilai hal tersebut menjadi bukti bahwa PSSI mulai dirasuki oleh kepentingan politik dan kekuasaan.

“Apapun alasannya dan siapapun yang memerintahkan perbedaan perlakukan saat pendaftaran bakal calon ketua umum PSSI itu, jelas tujuannya tidak baik. Ini sekaligus menunjukkan bahwa KLB PSSI Februari nanti sudah disusupi oleh agenda-agenda kekuasaan yang tidak ada hubungannya dengan sepakbola,” ujar Lieus kepada redaksi, Senin (16/1).

Seharusnya, kata Lieus, pengurus PSSI dan panitia KLB harus bersikap adil dan profesional dengan melepaskan semua kepentingan apalagi tekanan politik dari pihak-pihak tertentu.

PSSI adalah milik klub dan bukan milik orang perorang. Sepakbola itu olahraga semua rakyat. Jadi jangan korbankan PSSI hanya karena pengurus atau panitia KLB punya agenda atau kepentingan lain di luar sepakbola itu sendiri.

Lieus sendiri mengetahui bahwa selain menjabat Ketua DPD RI, LaNyalla bukanlah sosok baru di dunia sepakbola Indonesia. Ketua DPD RI itu bahkan pernah menjadi anggota Exco PSSI 2011-2015 dan ketua umum Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI).

Mantan Ketua Umum Kadin Jawa Timur itu terpilih menjadi Ketua Umum PSSI melalui Kongres Luar Biasa/KLB (Extra Ordinary Congress) yang diprakarsai Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Minggu 18 Maret 2011.

“Dia kemudian menjabat Wakil Ketua Umum PSSI periode 2013-2015. Pada periode tersebut, LaNyalla juga menjabat sebagai Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sepak Bola Indonesia. Saat menjabat Ketua BTN Sepakbola Indonesia, pria kelahiran Jakarta dan besar di Surabaya itu sukses membawa Timnas U-19 menjuarai Piala AFF U-19 2013. Saat itu, pelatih Timnas Indonesia U-19 adalah Indra Sjafri,” kata Lieus.

Prestasi itulah, tambah Lieus, yang kemudian membawa LaNyalla menjabat Ketua Umum PSSI dari tahun 2015 hingga 2016. LaNyalla menjabat kursi tertinggi di PSSI itu usai terpilih lewat Kongres Luar Biasa PSSI yang diadakan di Surabaya. 

Sumber: RMOL
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita