Koalisi Perubahan Masih Cair, Ganjar Versus Prabowo Untungkan PDIP dan Istana

Koalisi Perubahan Masih Cair, Ganjar Versus Prabowo Untungkan PDIP dan Istana

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Koalisi partai politik yang dibangun untuk menghadapi pemilihan presiden tahun depan dinilai masih cair. 

Partai-partai politik yang tergabung di koalisi tampaknya memilih untuk wait and see karena menyadari benar bahwa mereka harus menghitung berbagai kemungkinan terkait peta politik 2024 dengan jeli sejeli-jelinya.

Demikian antara lain disampaikan Direktur Eksekutif Ethical Politics, Hasyibulloh Mulyawan, dalam perbincangan dengan redaksi, Rabu (11/1).





Menurut Hasbiyulloh, masih ada kemungkinan pergeseran arah koalisi dalam waktu dekat ini. “Koalisi perubahan” yang diinisiasi Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilah Sejahtera (PKS) pun belum banyak bergerak karena ketiga partai sudah barang tentu mempertimbangkan dampak elektoral untuk masing-masing partai.

Terkait dengan nasib “koalisi perubahan” dia mengatakan, skenario pertama yang mungkin terjadi adalah koalisi itu gagal terbentuk karena tidak menemukan titik kesepakatan antara Nasdem, PKS, dan Demokrat.

"Artinya Anies Baswedan tidak bisa mengantongi tiket Presidential Threshold 20 persen untuk diusung sebagai calon Presiden," ujar Iwan.

Bila skenario ini yang terjadi, di mana Anies Baswedan gagal melaju dari koalisi perubahan, maka PDI Perjuangan dengan sangat percaya diri akan mendorong Puan Maharani sebagai calon presiden.

Dus artinya akan lahir dua koalisi, yakni koalisi yang digawangi PDIP dan koalisi yang dipimpin Partai Gerindra yang kemungkinan akan tetap mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

"Sinyal ke arah ini seolah juga sudah mulai dibaca Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pada ulang tahun ke-50 PDIP kemarin, Megawati belum mengumumkan siapa calon presiden yang akan diusung PDIP," jelas Iwan.

Sementara skenario kedua yang mungkin terjadi bila Anies gagal nyapres adalah PDIP mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, menghadapi Prabowo Subianto yang digadang-gadang Partai Gerindra dan partai-partai pendukung lainnya.

Bila seperti ini yang diuntungkan adalah PDIP dan Jokowi. Sebab kedua tokoh itu, Ganjar dan Prabowo, merupakan figur yang dekat dengan Istana.

Di sisi lain, Iwan menambahkan, PDIP dan Istana pun masih harus memperhitungkan skenario-skenario lain di luar yang disebutnya di atas. 

Sumber: RMOL
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita