GELORA.CO - Bakal Calon Presiden yang diusung Partai NasDem, Anies Baswedan kembali mendapat tuduhan miring seiring makin masifnya manuver yang dilakukan. Anies disebut sebagai antek Amerika Serikat oleh kubu yang berseberangan dengannya dan menjadi pendukung kekuasaan Jokowi.
Mengenai hal ini, Pakar Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik Refly Harun mengungkapkan ada “kecacatan” berpikir dari ungkapan Anies antek Amerika Serikat.
“Jadi kalau Amerika nggak mungkin mengendorse tokoh kanan radikal,” ungkap Refly sambari tertawa melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Minggu (23/1/23).
Hal ini karena menurut Refly, jika mengacu pada cara berpikir para pembenci Anies yang menyebut Anies intoleran radikal, maka tudingan itu tidak berdasar. Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat menerapkan demokrasi yang liberal dan sangat jauh dari kesan kelompok kanan.
Karenanya, tudingan yang saling kontradiktif antara Anies Baswedan tokoh intoleran dan Anies antek Amerika batal dengan sendirinya.
“Ini saja sudah batal,” ujarnya.
Menurut Refly, jika memang para pembenci Anies yakin Anies adalah antek Amerika Serikat, maka tudingan intoleran radikal garis keras yang selama ini dilayangkan tidak berlaku lagi. Amerika Serikat menurut Refly mau dukung calon yang moderat.
“Tidak mungkin Amerika Serikat memilih calon yang terlalu kanan apalagi kanan radikal, tidak pula terlalu kiri. Pasti dia ingin yang moderat yang pro demokrasi,” tegasnya.
Refly juga mengungkapkan jika ditinjau dari latar belakang pendidikan Anies, maka memang betul preferensi Geo Politik Anies adalah Amerika Serikat di mana Anies meraih gelar Magister dan PhD di negeri Paman Sam dan itu tidak ada kaitannya dengan Anies yang dituding radikal.
Menurut Refly, semua calon tidak mungkin menghindari yang namanya preferensi geo politik atau kecenderungan berkiblat ke negara kuat. Anies dan Prabowo lebih ke Amerika dengan melihat rekam jejak kerja sama yang pernah dilakukan, sedangkan Ganjar yang jadi “ekor” penguasa saat ini akan cenderung disokong oleh China.
“Padahal kita tahu bahwa tidak mungkin menghindar dari Geo Politik. Kalau calonnya 3, Anies-Prabowo-Ganjar, maka preferensi Amerika Serikat pasti ke Anies dan Prabowo,”
“Ganjar pasti lebih diendorse oleh China, kalau kita bicara tentang konteks Geo Politiknya,” ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden Haidar Alwi Institute (HAI), Haidar Alwi menyampaikan, pada tahun 2009, Anies mendampingi SBY untuk menerima penghargaan dari Boston Club. Sebelum ke AS, Kedutaan Besar AS di Jakarta mengirim pesan diplomatik ke CIA dan Menteri Luar Negeri AS.
"Ditulis di situ Kedubes AS di Jakarta melaporkan tentang profil Anies Baswedan," ucapnya.
Menurut Alwi, Boston Club adalah klub social yang paling bergengsi di AS. Tidak mudah menjadi membernya. Hanya orang tertentu dan paling elit di AS yang bisa jadi member. Mereka adalah para politisi, pengacara top, pengusaha papan atas.
Menurutnya, akses Anies ke Boston Club tentu tidak datang begitu saja. Itu bukan karena koneksinya dengan elit politik tetapi memang sudah dipersiapkan AS sejak lama.
Sumber: wartaekonomi