GELORA.CO -Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung, di Jakarta Timur, Selasa (24/1). Ide tersebut diklaim bisa mengurangi banjir di beberapa wilayah ibu kota secara signifikan.
Namun, Jokowi menyebut proyek itu mangkrak selama enam tahun terakhir atau sejak Anies Baswedan menjadi gubernur DKI pada 2017.
Untuk mengendalikan banjir di Jakarta, Jokowi mengatakan, penanganan harus dilakukan dari hulu hingga hilir. Di hulu, kata dia, pemerintah telah membangun Bendungan Ciawi hingga Bendungan Sukamahi. Sedangkan di Jakarta, pengendalian banjir dilakukan dengan membangun sodetan Kali Ciliwung.
“Di bawah sudah sampai Jakarta masih ada masalah sekarang juga sebentar lagi akan selesai mungkin April insya Allah sudah selesai sodetan Ciliwung yang sudah berhenti enam tahun,” ujar Jokowi, Selasa (24/1).
Jokowi menyebut, pembebasan lahan untuk pembangunan sodetan Kali Ciliwung ini hanya memakan waktu 1,5 bulan. Menurut dia, pengerjaan sodetan Kali Ciliwung ini terhitung cepat. Hanya dalam satu setengah bulan pembebasan lahan pun bisa dilakukan Pemprov DKI.
photoProyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung. - (Lukas-Biro Pers Sekretariat Presiden)
“(Kendala) pembebasan. Tadi saya sampaikan. Dikerjakan oleh Pak Gubernur Heru, saya nggak tahu pendekatannya apa, tapi selesai. Makanya saya ke sini tadi karena sudah selesai,” kata Jokowi.
Ia pun menargetkan pembangunan sodetan akan rampung pada April nanti sehingga bisa segera mengurangi banyak lahan genangan banjir di Jakarta. Mantan wali kota Solo meyakini, jika sudah berfungsi, sodetan Kali Ciliwung ini bisa mengurangi banjir di Jakarta.
“Karena ini dari Sungai Ciliwung kalau sudah dibuka siaga 4 itu akan mengurangi 33 meter kubik (air) per detik. Gede banget. Kemudian kalau pada siaga 1, (bisa mengurangi) 63 meter kubik per detik. Gede sekali. Karena terowongan ini salurannya ini 3,2 meter dua (buah). Kanan 3,2 meter (diameter), kiri terowongannya 3,25 meter. Sepanjang 1,3 kilometer,” kata Jokowi.
Selanjutnya, Jokowi ingin agar normalisasi juga dilakukan di beberapa sungai lainnya di Jakarta. Jokowi yakin, jika seluruh upaya tersebut dilakukan secara konsisten, masalah banjir di Jakarta pun bisa diselesaikan.
Yang masalahnya tadi Pak Presiden bilang enam tahun nggak diapa-apain, normalisasi nggak diapa-apain, sodetan nggak diapa-apain.
“Kalau ini sudah, urusannya tinggal yang ketiga urusan pompa yang ada di sungai-sungai dan normalisasi Ciliwung, normalisasi sungai-sungai yang ada, Kali Pesanggrahan, Kali Angke, Kali Cipinang, dan kali-kali yang lainnya juga harus dinormalisasi kalau kita ingin Jakarta tidak banjir,” kata Jokowi.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, jika proyek pengendalian banjir dilakukan secara konsisten dari hulu hingga hilir, masalah banjir Jakarta bisa dikendalikan.
Ia menyebut, selama enam tahun terakhir ini tidak dilakukan normalisasi sungai dan pembangunan sodetan Kali Ciliwung. Namun, kata dia, setelah Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjabat, proyek pengendalian banjir ini mulai dikerjakan kembali
“Kalau konsisten dilakukan dari dulu pasti sudah.... Yang masalahnya tadi Pak Presiden bilang enam tahun nggak diapa-apain, normalisasi nggak diapa-apain, sodetan nggak diapa-apain. Nah, sekarang alhamdullilah ada Pak Heru ini mulai dikerjakan lagi,” kata Basuki.
Gubernur Heru mengatakan, proyek sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur (KBT) memang mangkrak selama enam tahun karena permasalahan pembebasan lahan. Lokasinya, ada di tiga titik, salah satunya Kebon Nanas. “Masalah pembebasan lahan sudah disosialisasikan oleh wali kota administrasi Jakarta Timur,” kata Heru.
Meski demikian, secara umum dia menyebut penyambungan pipa di proyek itu sudah selesai dilakukan. Sehingga, akhir April nanti bisa dimanfaatkan untuk mengurangi risiko banjir di Jakarta.
“Penyambungan pipa sudah selesai, tinggal menyambung sekian sentimeter, tinggal di sini nanti perapian untuk sheet pile pelebaran kali itu sampai April,” katanya. Baca Selengkapnya';