GELORA.CO - Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun telah memberikan video klarifikasi soal ucapannya yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti Firaun, dalam klarifikasinya ia meminta maaf dan mengaku kesambet.
Untuk itu, analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menyatakan polemik sudah usai. Selain itu, pada video sebelumnya juga tidak ada unsur yang menguatkan bahwa narasi Cak Nun pantas dipolisikan.
Apabila masih terus dipersoalkan apalagi sampai diproses hukum, menurutnya, apa yang dilontarkan Cak Nun dalam narasinya telah terbukti, bahwa memang benar gaya kepemimpinan Jokowi seperti Firaun.
“Cak Nun sudah minta maaf, tapi tidak menghilangkan substansi kritiknya. Karena kritik sudah dikonsumsi publik dan publik sudah paham bahwa memang ada persoalan dalam praktik kekuasaan hari ini. Kalau itu diproses justru itu memperburuk dan memperjelas bahwa indikator Firaun itu makin nyata,” kata Ubed dalam tayangan YouTube Inilah.com, dikutip Sabtu (21/1/2023).
Ubed menyarankan Jokowi dan orang di sekitarnya perlu menunjukkan kualitasnya sebagai seorang pemimpin yang patuh akan konstitusi sekaligus menjaga dan merawat demokrasi yang ada. Bukan justru melawan dengan tindakan represif yang nantinya bakal menjadi bumerang terhadap kepemimpinan Presiden RI ke-7 itu.
Lebih jauh dituturkan, jika orang-orang yang disinggung Cak Nun dalam narasinya tak merasa bahwa apa yang disampaikan merupakan bentuk pribadinya, semestinya mereka cenderung tak akan melakukan upaya represif.
“Kalau makin represif ya makin seperti Firaun. Tunjukan bahwa pemerintah ini betul-betul menjalankan demokrasi secara lebih berkualitas lebih substantif, tak lagi prosedural. Tidak melalukan tindakan respresif menjunjung tinggi hak-hak sipil. Itu justru jadi poin untuk merubah cara pandang atau perspektifnya Cak Nun,” jelasnya.
Sumber: inilah