GELORA.CO - Jika penundaan Pemilu 2024 lantaran negara disebut tak punya cukup uang dinilai sebagai anomali. Pasalnya, pemerintah justru menghambur-hamburkan uang untuk memaksakan kehendaknya pembentukan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
Begitu disesalkan pentolan Aktivis Malari Hariman Siregar dalam sambutannya di acara Peringatan tragedi Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) 1974, di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat pada Senin (16/1).
“Kalau tunda Pemilu karena alasannya gak ada duit, kenapa bikin IKN gitu loh?” cetus Hariman.
Selain itu, Hariman juga mempertanyakan alasan mendasar wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo menjadi periode. Sebab menurutnya, pembatasan masa jabatan Presiden itu jelas-jelas di atur dalam konstitusi dan mengkhianati perjuangan para pendahulu hingga reformasi 1998.
“Kalau tiga periode bagaimana perjuangan dari tahun 1945 sampai 1998?” sesalnya.
“Kata Bung Hatta nih kepada saya, Hariman bangsa Indonesia nih dalam UUD kalau displit itu dua kali (masa jabatan) dalam bahasa UUD itu dapat dipilih kembali. Karena kita tahu bahwa kekuasaan itu harus dibatasi kalau enggak power tends to corrupt absoulte power to corrupt absolutely,” demikian Hariman.
Sumber: rmol