GELORA.CO -Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (Ketum PBB) didukung Presiden Jokowi untuk maju jadi calon presiden atau wakil presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Namun Jokowi mengingatkan agar para kader PBB menyediakan "kendaraan" untuk Yusril, yakni ambang batas 20 persen suara.
Berkat dukungan terang-terangan oleh Jokowi, nama Yusril kembali mencuat di tengah permukaan publik. Tak kalah jadi sorotan adalah harta kekayaan yang dimiliki oleh mantan Menteri Sekretaris Negara Indonesia (Mensesneng) itu. Simak harta kekayaan Yusril Ihza Mahendra berikut ini.
Harta Kekayaan Yusril Ihza Mahendra
Sebelum jadi Ketum PBB, Yusril Ihza Mahendra menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara Indonesia periode 2004–2007. Namun ternyata Yusril selama puluhan ini tercatat tak pernah membuat Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) lagi.
Terakhir kali laporan harta kekayaan yang dibuat Yusril adalah tahun 2007. Isi LHKPN tahun 2007 yang diakses lewat https://elhkpn.kpk.go.id/ ini ternyata dibandingkan dengan harta kekayaan 2004.
Tercatat Yusril melaporkan hartanya pada 26 November 2004 dan 31 Mei 2007. Jumlah harta Yusril tahun 2007 mengalami penurunan sampai miliaran rupiah dibanding tahun 2004.
Nilai kekayaan yang dilaporkan Yusril menurun dari sebelumnya lantaran ada data yang ditiadakan dengan keterangan "penghapusan data karena dihibahkan". Dalam dua periode pelaporan LHKPN terakhir itu, Yusril menjabat sebagai Sekretaris Negara.
Rincian Harta Kekayaan Yusril Ihza Mahendra 2004 VS 2007
Untuk data harta tidak bergerak (tanah dan bangunan) pada 2004, Yusril memiliki harta senilai Rp 3.229.859.000. Namun pada laporan 2007, harta tidak bergerak Yusril turun jadi Rp 20.310.000.
Yusril melaporkan harta bergerak (mesin transportasi dan mesin lainnya) pada LHKPN 2004 dengan nilai total Rp 900.000.000. Tapi di 2007, nilainya turun jadi Rp 105.000.000.
Selain itu harta bergerak jenis peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan, dan usaha lainnya, dalam LHKPN 2004, Yusril tercatat memiliki dua perkebunan, dengan nilai total Rp 94.000.000. Nilai ini tetap sama di dalam LHKPN yang dilaporkan pada tahun 2007.
Kemudian untuk harta bergerak lainnya (logam mulia, batu mulia, barang seni dan lainnya), kekayaan Yusril mengalami peningkatan. Dalam laporan 2004, harta bergerak lainnya Yusril senilai total Rp 979.027.000 yang pada tahun 2007 meningkat jadi Rp 1.328.677.000.
Selanjutnya ada surat berharga, baik di LHKPN 2004 maupun 2007 Yusril tidak memilikinya. Namun untuk giro dan setara kas lainnya punya Yusril, terlihat nilainya mengalami penurunan signifikan. Pada laporan 2004, untuk giro dan setara kas lainnya, Yusril masih memiliki total senilai Rp 2.376.125.904 namun di laporan terakhir 2007, nilainya tersisa Rp 75.375.911.
Sementara untuk piutang, di dua LHKPN terakhir Yusril tidak memilikinya. Sehingga hasilnya saat dijumlahkan, terlihat perbedaan karena penurunan pada jumlah total harta Yusril di 2004 dan 2007. Yusril tercatat punya harta lebih banyak di 2004 dibanding 2007.
Total harta Yusril tahun 2004 mencapai Rp 7.579.011.904 namun punya utang Rp 1.375.000.000 sehingga hartanya jadi Rp 6.204.011.904. Di laporan tahun 2007, kekayaan Yusril tersisa Rp 1.623.362.911.
Sumber: suara