GELORA.CO -Suara silent majority diyakini akan tetap menjadi penentu pada pemilihan presiden dan pemilihan legislatif yang akan digelar bangsa Indonesia pada tahun 2024 mendatang.
Meski tidak menampakkan diri tampil, silent majority ini patut diperhitungkan oleh pemimpin partai politik yang akan ikut bertarung di 2024.
"Partai atau pimpinan partai yang menafikan suara silent majority adalah partai dan pimpinan yang naif," tegas ekonom senior Indef, Prof Didik J Rachbini kepada redaksi, Jumat (13/1).
Prof Didik mengurai, keberadaan silent majority bisa diketahui lebih pasti melalui metode riset ilmiah dan akademik.
"Metode riset polling, yang bebasis pada sampling ilmiah sesuai metode akademik sudah puluhan tahun dipraktikkan oleh para pollster dan peneliti," sambung Prof Didik.
Manfaat riset, kata Prof Didik, sudah banyak diketahui kalangan elite. Bahkan jika polling yang dilakukan benar dan jujur, sudah bisa mengetahui persepsi, pandangan mayoritas rakyat, silent majority terhadap partai dan pemimpin pilihannya.
"Jika ada partai dan pimpinan partai menafikan realitas hasil-hasil survei akademik ini, saya sebagai peneliti nenyebutnya mereka tidak memahami ilmu," tandasnya.
Sumber: RMOL