GELORA.CO - Baru-baru ini beredar sebuah video yang diduga para pekerja China yang tengah membawa besi runcing tengah berkumpul di suatu tempat. Terkait bentrokan di PT GNI?
Seperti diberitakan sebelumnya, insiden berdarah kembali terjadi di kawasan pabrik nikel PT Gunbuster Nickel Industri atau PT GNI yang terletak di Morowali Utara, Sulawesi Tenggara.
Pada Sabtu (14/1/2023) lalu bentrokan pecah antara pekerja china dengan pekerja Indonesia di kawasan pabrik nikel tersebut. Selain sejumlah fasilitas terbakar, dikabarkan tiga orang tewas dalam bentrokan tersebut.
Seusai terjadi bentrok, belakangan beredar sebuah video yang memperlihatkan pekerja China tampak berkumpul di sebuah lapangan. Mereka berbaris sambil membawa sebilah besi panjang.
Dalam video yang diunggah akun @OnlyFrens tersebut terdengar teriakan dari si pengunggah video dalam bahasa asing. Sementara para pekerja yang hadir merespon teriakan itu dengan mengangkat tangan sambil mengepalkannya.
"Wahh..TKA Chayna kok ngelunjak ya?" bunyi caption video itu seperti dikutip Selasa (17/1/2023).
Video itupun mendapat respon dari netizen. Salah seorang netizen menyebut bahwa itu video lama dan tidak terkait dengan bentrok yang terjadi di PT GNI beberapa waktu lalu.
"Video lama ini oom," kata seorang netizen.
Meski begitu tak sedikit pula yang merespon keberadaan video itu dengan amarah lantaran dilatarbelakangi bentrok yang terjadi di PT GNI akhir pekan lalu.
Sementara itu terkait bentrokan yang terjadi di kawasan pabrik nikel PT GNI, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kemarin telah menyatakan bahwa terdapat puluhan orang yang diamankan atas kasus itu. Dari jumlah itu sebanyak 17 orang sudah berstatus tersangka.
"Sebanyak 17 orang saat ini ditetapkan sebagai tersangka," katanya.
Kapolri meluruskan bahwa bentrokan yang pecah di kawasan smelter PT GNI itu berawal dari ajakan mogok kerja disertai pemaksaan.
Ajakan itu kemudian disambut penolakan oleh sejumlah TKI dan TKA dimana mereka masih ingin tetap bekerja. Penolakan inilah yang kemudian berakhir dengan pecahnya bentrokan.
"Peristiwa yang terjadi awalnya ada ajakan mogok dari karyawan yang kemudian di situ menimbulkan pro dan kontra," terang Listyo.
"Kemudian ada upaya pemaksaan hingga disitulah ditolak. Kemudian terjadi peristiwa bentrokan lalu diviralkan dan diprovokasi dengan narasi terjadi pemukulan TKA terhadap TKI," jelasnya.
Sumber: suara