GELORA.CO - Belakangan warga Indonesia digegerkan dengan seekor buaya yang menyelamatkan jasad bayi yang tenggelam di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Seperti tidak lazim, buaya tersebut terekam video membawa jasad bayi di atas kepalanya. Bukannya dimakan, jasad bayi tersebut justru diantarkan si buaya ke permukaan sungai dan ditemukan keluarganya.
Kisah aneh tapi nyata itu membuat warga Indonesia geger lantaran seperti cerita dongeng.
Namun siapa sangka, ternyata hidup berdampingaBelakangan warga Indonesia digegerkan dengan seekor buaya yang menyelamatkan jasad bayi yang tenggelam di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.n dengan buaya memang sudah menjadi ciri khas masyarakat Kalimantan khususnya warga Dayak.
Hidup di sepanjang Sungai Mahakam, membuat warga Dayak memiliki sejuta kearifan lokal, termasuk bagaimana caranya hidup berdampingan dengan makhluk predator sekalipun.
Dikutip dari situs Kemendikbud warga Kalimantan Selatan bahkan memiliki mitos tentang keberadaan buaya.
Sebagian masyarakat Banjar Kalimantan Selatan, ada yang mempercayai keberadaan buaya gaib atau siluman.
Buaya-buaya tersebut harus diberi makan makanan tertentu, minimal setahun sekali.
Jika tidak, maka buaya-buaya itu bisa meminta korban, atau membuat salah satu ahli waris buaya tersebut kesurupann, atau mengalami hal-hal yang bersifat metafisik, seperti sakit yang tidak jelas penyebabnya.
Kepercayaan masyarakat ini sudah ada sejak berdirinya kerajaan Banjar, dan masih berlaku hingga sekarang.
Karena itu, pada bulan Dzulhijjah atau bulan Safar (kalender Arab/Hijriah), masyarakat yang memiliki ‘hubungan kekerabatan’ dengan buaya tersebut biasanya menyampir (memberikan sesajen) yang dilarung ke sungai.
Ada tiga kisah mitologi warga Banjar terkait dengan buaya. Mitologi pertama tentang buaya yang dipercaya berasal dari Putri Junjung Buih.
Dari asal-usul penemuan Putri Junjung Buih yang aneh mengapung di atas buih itulah, maka ada yang menganggap bahwa sang putri adalah titisan ‘buaya gaib’.
Maka anak cucu keturunannya, adalah ahli waris yang harus memelihara buaya-buaya gaib tersebut.
Mitologi kedua, warga Banjar percaya buaya berasal dari bayi yang menghilang setelah dilahirkan.
Diceritakan di zaman dulu ada seorang ibu yang hamil, yang kemungkinan mengandung bayi kembar.
Setelah melahirkan, memang bayinya kembar dua. Namun sesaat kemudian, salah satu dari bayi itu menghilang secara misterius.
Bayi yang menghilang itu disebut “Gampiran”, yakni saudara kembar yang gaib. Bayi kembar gaib ini dipercaya akibat sang ayah melakukan suatu ritual, yang umumnya untuk kekebalan atau kesaktian.
Jika suatu waktu si ayah atau keturunannya mengalami suatu bahaya, maka dengan memanggil si anak yang gaib itu, ia akan datang untuk menolongnya.
Kemudian, mitologi ketiga warga Kalimantan percaya buaya ialah sahabat gaib hasil bertapa.
Sahabat gaib itu bisa datang secara langsung, atau melalui anak kembar yang lahir menghilang secara misterius.
Namun sahabat gaib yang datang secara langsung ini bisa melalui ‘menelan sesuatu’ seperti minyak gaib, atau memberikan sesajen kepada siluman yang menemuinya saat bertapa.
Orang yang bersahabat dengan makhluk gaib ini, maka anak cucunya harus memelihara buaya yang menjadi sahabat orang tuanya dulu secara turun temurun.
Sumber: wartakota