GELORA.CO -Anggota DPR RI asal Partai Demokrat A S Sukawijaya mengaku heran dan menyebut rencana Kementerian Agama (Kemenag) menaikkan biaya ibadah haji memberatkan masyarakat di tengah pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID 19.
"Di Arab Saudi itu biaya haji turun lho, kok di sini malah mau naik? Jangan lah, ini juga masih proses pemulihan ekonomi setelah pandemi,” kata legislator yang akrab disapa Yoyok Sukawi dikutip ANTARA, Rabu 25 Januari.
Menurut dia, waktu tunggu untuk menunaikan ibadah haji di Indonesia sudah cukup lama, sehingga diharapkan calon jamaah haji tidak dibebani dengan adanya kenaikan biaya.
"Di Indonesia waktu tunggu untuk menunaikan ibadah haji setelah mendaftar cukup lama, jangan sampai ini malah membebani, karena masyarakat Indonesia yang nabungnya cukup panjang hanya untuk bisa mendaftar haji, lha kok sekarang malah ada usulan naik,” ujarnya.
Politikus Partai Demokrat itu meminta Kementerian Agama mempertimbangkan kembali rencana kenaikan biaya haji.
Sebelumnya, Kementerian Agama mengusulkan rerata Biaya Perjalanan Ibadah haji (Bipih) Tahun 1444 Hijriah/2023 Masehi menjadi Rp98,89 juta per jamaah, naik Rp514,88 ribu dibanding tahun lalu.
Dari jumlah tersebut, biaya yang perlu ditanggung jamaah mencapai 70 persen atau Rp69,19 juta per orang. Sementara 30 persen atau Rp29,7 juta sisanya dibayarkan dari nilai manfaat pengelolaan dana haji.
"Usulan ini atas pertimbangan untuk memenuhi prinsip keadilan dan keberlangsungan dana haji. Formulasi ini telah melalui proses kajian," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Kamis lalu.
Sumber: voi