GELORA.CO -Partai Golkar dan PDI Perjuangan disebut mengalami keributan akibat lembaga survei.
Hasil survei disebut juga membuat internal PDI Perjuangan makin memanas karena disebutkan Ganjar Pranowo kian tinggi dibandingkan Puan Maharani.
Hal ini dikomentari Pengamat Politik Rocky Gerung. Menurut ia, beberapa lembaga survei memang diasuh oleh satu atau segelintir orang guna mempengaruhi opini publik. "Sehingga ada kesan adanya strategi bersama menekan Megawati dan Anies Baswedan," ujar Rocky Gerung di media sosial YouTube miliknya
Dia pun menerka ada upaya pengelembungan angka yang menjadi pembusukan atas lembaga survei tersebut. Salah satu lembaga survei menyebutkan jika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah menguasai 42,8 persen. Jika itu benar, Rocky menilai tidak perlu digelar Pilpres pada tahun 2024, karena dipastikan sudah mengetahui siapa yang terpilih.
"Ada itu hasil survei Ganjar sudah 42,8 persen itu tidak mungkin. Bohong. Upaya menekan Megawati ini, ialah bahaya lembaga survei, et buruknya lembaga survei saat ini," ujar Rocky.
Karena itu, penyebab Partai Golkar juga bersuara atas hasil survei tersebut, karena juga memiliki upaya survei internal.
"Ini ada harga diri dari lembaga survei. Meski lembaga survei menyebut jika hasil tersebut bacaan yang mereka lakukan. Masalahnya bacaan lembaga survei cenderung agitatif," celetuk jebolan ilmu politik Universitas Indonesia ini.
"Harusnya Lembaga survei kasih disclaimer. Jika survei belum ada keputusan Megawati sebagai pemegang mandat partai. Selama belum diputuskan, kenapa disurvei, antara Ganjar dan Puan.
PDIP pasti ada survei internal dan Megawati tak bisa ditekan dengan survei karena mendahulukan kader, ini sangat bagus. Kali ini, saya mendukung Megawati," sambung Rocky.
Ributnya internal PDIP itu membuat Golkar Happy. Bahkan, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus yang menyebut internal PDI Perjuangan ribut yang tidak lama kemudian, ia meminta maaf.
"Pembusukan itu pertama-tama biang keladinya adalah opini publik yang bukan berasal dari publik. Namun, direkayasa oleh lembaga survei itu," kata Rocky.
"Golkar itu tahu bahwa bagian yang paling sensitif dari politik adalah mengukur lawan politik dengan cara menyudutkan," imbuhnya terkait pernyataan Paulus.
Charta Politika Indonesia merilis survei terbaru pada Kamis, 22 Desember, di mana elektabilitas Ganjar Pranowo meraup suara 42,8 persen.
Sumber: suara