GELORA.CO - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung mengatakan dirinya pernah mendukung Prabowo Subianto, saat masih menjadi oposisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia juga mengatakan sering mengalami sentilan relawan pendukung Prabowo, karena sekarang tidak ikut mendukung Prabowo di kekuasaan.
Ungkap Rocky Gerung, dirinya sebagai oposisi kekuasaan, oposisi Jokowi. Jadi, dengan Prabowo masuk kekuasaan sebagai menteri pertahanan, maka ia menganggap Prabowo sudah punya tujuan berbeda.
"Motif kita beda. Prabowo ingin mendapat kekuasaan reposisi ingin menggantikan Jokowi. Saya tidak ingin menggantikan Jokowi, saya hanya ingin menurunkan dia (Jokowi)," demikian terang Rocky Gerung kepada relawan Prabowo.
Disisi lain, Rocky menegaskan, dirinya bukan oposisi partai, namun oposisi pemerintah. Ia selalu menegaskan akan memberikan kritik atas segala sesuatu yang dilakukan pemerintah. Karena dengan kritiklah, demokrasi dapat berjalan ideal.
Jadi, jika diamati semuanya menurut Rocky, komentar-komentarnya kepada Presiden Jokowi memang keluar tanpa beban dan selain kritik tentu juga menawarkan sebuah solusi.
Kali ini dalam bincang-bincang dengan jurnalis senior Hersubeno Arief di kanal youtubenya dalam video berjudul "Fanatisme Relawan Makin Berbahaya, Kekuatan Oligarki Jadi Pemicu," yang dikutip denpasar.suara.com, Jumat (2/12/2022).
Diawali dengan pertanyaan Hersubeno Arief soal Rocky Gerung yang dicaci emak-emak pendukung Anies Baswedan, begitu juga dengan pendukung Prabowo.
Relawan atau pendukung kedua calon itu menuding Rocky Gerung berada di pihak lawan.
Sebagai akademisi, Rocky Gerung menjelaskan bahwa fanatisme ini harus dihilangkan untuk tataran demokrasi yang lebih baik. Supaya rakyat tidak terkotak-kotak dalam pandangan pro dan kontra.
"Secara tidak terucap, kalau kita kritik Anies. Lalu mereka (relawan) menganggap kita pro Jokowi dan anti Anies," demikian sebut Rocky Gerung.
"Ini bahayanya. Padahal, kita mau tuntut bangsa ini pulihkan akal sehat supaya tidak terjadi seperti 2019. Semua bergerombol di sekitar Prabowo, lalu Prabowo pergi ke kekuasaan," terangnya.
Sumber: wartaekonomi