GELORA.CO - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf baru-baru ini mengatakan bahwa NU tak mau kembali berkecimpung dengan politik praktis.
Namun yang terjadi di lapangan, publik seolah diberi ‘suguhan’ untuk mengambil kesimpulan bahwa NU masih berpihak pada sejumlah tokoh politik yang bakal mejeng di Pilpers 2024.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai kondisi tersebut sebagai situasi yang genting bagi NU. Rocky berujar, seharusnya Gus Yahya memiliki ketegasan untuk benar-benar memastikan kepada publik bahwa NU bersih dari campur tangan politik.
“Pak Yahya mustinya ucapkan, untuk para Capres jangan bujuk-bujuk untuk berpolitik, jangan cari suara di pesantren, itu baru ada mutunya,” ujar Rocky melalui kanal YouTube Rocky Gerung dikutip Jumat (30/12/2022).
Kendati sejumlah tokoh NU memang masih terlibat dalam pusaran politik dan merasa nyaman, lanjut Rocky, namun NU adalah lembagayang jauh lebih besar dari sekedar politik.
“Walaupun kita tau banyak tokoh NU ynag terlibat politik dan udah merasa nyaman, tapi sekali lagi NU kan masyarakat sipil yang jauh lebih besar dari politik,” ungkap Rocky saat berbincang bersama Hersubeno Arief.
“Sejarahnya jauh lebih panjang dari NKRI bahkan, NU moralnya ditanam dari awal oleh tokoh-tokoh yang bermutu,” sambungnya.
Rocky mengatakan, seharusnya pengurus NU saat ini mampu mencontoh para pendahulunya yang berpegang teguh pada netralitasnya.
“dan kita selalu ingat bagaimana setiap muktamar NU di zaman orde baru selalu ada titipan istana, tetapi NU tetap berupaya netral,” kata Rocky.
“Jadi tetap suasana politisasi NU itu akan berlangsung, dan ini saya kira tonggak baru kalau pak Yahya ucapkan itu, jadi NU sebagai pengasuh demokrasi bukan pemain politik,” pungkasnya.
Sumber: kontenjatim