GELORA.CO - Pengamat Politik Rocky Gerung menyebut bahwa negara kerap menyalahartikan makna jihad dalam Islam.
Awalnya, Rocky menyinggung ajaran Nabi Muhammad yang sejak dulu membawa perdamaian dunia.
Menurutnya, Nabi Muhammad mengupayakan kesetaraan manusia untuk mencapai perdamaian dunia.
Yang pada gilirannya, ajaran Nabi Muhammad itu termuat dalam sila Pancasila, yakni keadilan sosial.
"Nabi muhammad menulis naskah traktat Madinah yang isinya adalah dalil kesetaraan manusia yang isinya undangan persahabatan," ujar Rocky dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (12/12/2022).
Dia pun menyebut Nabi Muhammad adalah seorang politisi dan negarawan yang berjuang menciptakan kesetaraan manusia.
"Jelas Nabi Muhammad adalah seorang politisi. Jelas Nabi Muhammad adalah seorang negarawan, jelas Nabi Muhammad seorang pemimpin dunia," tegasnya.
Peneliti Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) ini menilai, apa yang diucapkan Nabi Muhammad sejak abad 6 lalu tak pernah berubah dan terus dipercayai.
Ucapan Nabi Muhammad yang dimaksud Rocky tak berubah itu adalah Al-Quran yang disampaikan kepada umat manusia.
Salah satu ajaran yang dibawa Nabi Muhammad itu, menurutnya, adalah keadilan sosial.
Kata Rocky, keadilan sosial itu harus diperjuangkan. Dia menjelaskan bahwa jalan untuk mencapai keadilan sosial itu adalah dengan cara berjihad.
"Perintah untuk berjihad. Berjihad artinya mengucapkan kebaikan dan menyelenggarakan kebaikan," tegas Rocky.
"Berjihad artinya menghalangi keburukan dan mengupayakan tidak bertambahnya kejahatan. Itu pekerjaan saya tuh," sambung dia.
Namun, menurut Rocky, terkadang negara--dalam hal ini pemerintah--kerap menyalahartikan makna berjihad dalam Islam.
Negara menafsirkan jihad itu adalah sebuah tindakan kekerasan atau teror terhadap masyarakat.
"Tetapi Negara sering menganggap jihad artinya kekerasan, jadi negara buta huruf dalam menafsirkan perdamaian yang diajarkan di dalam kitab suci Al-Qur'an," terang Rocky.
Rocky mengaku pernah mempelajari filsafat Islam selama 5 tahun, dan masih terus mengulangnya hingga sekarang.
Sumber: populis.