GELORA.CO - Puncak arus mudik libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) terjadi kemarin (23/12). Ratusan ribu orang tercatat meninggalkan Jakarta dan sekitarnya dengan berbagai moda transportasi.
Pada moda transportasi udara, tercatat lebih dari 1.040 penerbangan (take off dan landing) di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Kota dan Kabupaten Tangerang, pada waktu puncak arus keberangkatan Nataru. Jumlah itu disertai pergerakan 150 ribu orang.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi (BKS) mengungkapkan, tren peningkatan jumlah penumpang di masa libur Nataru ini sekaligus menandai kebangkitan penerbangan di Indonesia. Terlebih, recovery rate sudah lebih dari 90 persen.
“Kemarin (Kamis, Red) sudah melampaui 1.000 flight, yaitu 1.040 flight per hari. Hari ini (Jumat, Red) mungkin lebih,” ucap Budi Karya saat meninjau arus mudik Nataru di Bandara Soetta kemarin.
Di tengah meningkatnya frekuensi penerbangan, BKS meminta semua pihak menyiapkan sarana-prasarana penerbangan dengan baik. Mulai dari maskapai, pihak Angkasa Pura (AP), hingga ground handling. Dia juga mengingatkan agar peningkatan itu tetap diikuti keamanan dan pelayanan maksimal.
Terkait penundaan yang dialami penumpang, BKS memastikan maskapai akan mematuhi aturan terkait kompensasi yang harus diberikan. Merujuk Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 89 Tahun 2015, penumpang yang mengalami keterlambatan pesawat 30–60 menit bakal mendapat kompensasi berupa minuman ringan, 61–120 menit kompensasi berupa minuman dan makanan ringan, 121–180 menit mendapat minuman dan makanan berat, 181–240 menit mendapat kompensasi makanan dan minuman ringan, ditambah makanan berat. Lebih dari itu, penumpang mendapat ganti rugi uang tunai Rp 300 ribu. “Kita pastikan apa yang menjadi hak penumpang akan diharuskan bayar,” ujarnya.
Menhub juga meminta sejumlah bandara mengoptimalkan jam operasional selama momen Nataru. Jika sebelumnya jam operasional hanya 12 jam, kini dapat diperpanjang hingga 15–18 jam. Jadi, bisa memaksimalkan frekuensi take off-landing pesawat.
Dia juga mewanti-wanti maskapai agar tidak menerapkan harga terlalu tinggi untuk perjalanan Nataru. Supaya masyarakat yang merayakan Natal bisa terlayani dengan baik. “Karena banyak saudara kita yang mau Natalan ke Papua, Ambon, NTT,” katanya.
Mantan Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk itu juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama momen Nataru. Kondisi tersebut diprediksi terjadi hingga awal Januari 2023. Cuaca ekstrem itu pernah memicu banjir di jalur tol pada 2020.
Karena itu, beberapa titik jalan juga menjadi perhatian lantaran berpotensi terjadi banjir akibat cuaca ekstrem. Di antaranya, Km 136 Cipali, Km 151 Cipali, dan jalan nasional di jembatan Sungai Cipunagara, Subang.
Kemenhub berkoordinasi dengan kepolisian, BMKG, Kementerian PUPR, Jasa Marga, dan unsur terkait lainnya untuk mengantisipasi risiko itu. Tak terkecuali kepadatan arus saat momen Nataru. ’’Untuk menanggulangi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir di jalan tol, upaya yang dilakukan dengan membuat gorong-gorong di jalan tol dan melakukan rekayasa pembuatan hujan,’’ ungkapnya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas (lalin), telah disiapkan manajemen rekayasa lalu lintas seperti one-way atau contraflow. Jalur tol Jakarta, Cikampek, hingga Semarang menjadi titik krusial kepadatan di masa libur Nataru. Hingga pukul 19.00 WIB, kenaikan arus terjadi di sejumlah ruas tol menuju Bandung dan tol trans-Jawa. Diperkirakan, puncak arus terjadi tadi malam.
Dari data PT Jasa Marga, sebanyak 769.681 kendaraan telah meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-7 sampai H-3 Natal 2022 yang jatuh pada periode 18–22 Desember 2022. Itu merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat gerbang tol (GT) utama. Yakni, GT Cikupa (arah Merak), GT Ciawi (arah Puncak), GT Cikampek Utama (arah trans-Jawa), dan GT Kalihurip Utama (arah Bandung).
Untuk distribusi lalin, mayoritas menuju arah timur (trans-Jawa dan Bandung), yakni 348.076 kendaraan (45,22 persen). Lalu, 248.620 kendaraan (32,30 persen) ke arah barat (Merak) dan 172.985 kendaraan (22,47 persen) ke arah selatan (Puncak). ’’Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek naik 14,85 persen jika dibandingkan lalin normal periode Juni 2022,’’ jelas Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Lisye Octaviana.
Puncak arus mudik Nataru di moda transportasi kereta api (KA) juga terjadi kemarin. Berdasar data penjualan tiket, volume penumpang berangkat kemarin menjadi yang tertinggi pada masa Nataru untuk area Daop 1 Jakarta. “Ada sekitar 38 ribu penumpang hari ini (kemarin, Red),” tutur Kahumas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo kemarin “blusukan” ke Pasar Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk mengecek harga bahan pokok. Jokowi yang didampingi Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan mengaku senang dengan harga di pasar yang cukup stabil, bahkan cenderung turun.
Meski cenderung turun, Jokowi menyebut masih ada beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan. Misalnya, harga daging beku yang naik dari Rp 85 ribu menjadi Rp 95 ribu dan bawang merah yang naik Rp 2.000 dari harga normal.
Sumber: jawapos