PDIP Dibilang Lagi Bentrok, Anak Buah Megawati Membalas: Mungkin Golkar Bisa Belajar dari Kami

PDIP Dibilang Lagi Bentrok, Anak Buah Megawati Membalas: Mungkin Golkar Bisa Belajar dari Kami

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Jelang Pemilu 2024, sejumlah partai politik mulai melakukan manuver, mulai dari koalisi hingga memilih bakal calon presiden hingga calon wakil presiden. Situasi internal parpol juga tak terlepas dari sorotan publik dalam menyambut pesta demokrasi terbesar.

Termasuk situasi internal di PDI Perjuangan (PDIP) yang sempat disebut sedang pecah oleh Partai Golkar. Penilaian ini diutarakan setelah melihat partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri itu tampak "galau" dan terbagi menjadi dua kubu, antara mencalonkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atau Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai capres 2024.

Namun, kabar internal PDIP sedang pecah itu langsung dibantah oleh anak buah Megawati, Adian Napitupulu. Politikus partai berlambang banteng ini menegaskan bahwa tidak ada perpecahan di partainya.

Adian juga membalas pernyataan dari Partai Golkar dengan menyebut kompaknya PDIP sekarang, khususnya dalam menunggu keputusan Megawati terkait Pilpres 2024.

"Ya, enggak benar. Kami PDIP kompak, terpimpin, dan semua menunggu arahan ketua umum," kata Adian di Hotel Cipta Pancoran, Jakarta Selatan seperti dikutip dari Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Jumat (23/12/2022).

Menurutnya, perbedaan dalam banyak hal, termasuk pilihan capres, merupakan hal yang biasa dalam biasa. Ia pun justru membalas sudah sepatutnya Partai Golkar belajar dari PDIP.


"Namanya juga partai demokrasi. Mungkin Golkar harus belajar dari kami," saran Adian.


Sedangkan mengenai penentuan capres dari PDIP, Adian menegaskan bahwa sekali lagi itu merupakan hak prerogatif Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun hingga saat itu, ia mengkonfirmasi jika PDIP sama sekali belum memutuskan figur yang akan menjadi capres pada Pemilu 2024.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk menyinggung adanya "bentrok" di internal PDIP yang disebabkan perbedaan elektabilitas Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Diketahui, hasil survei Ganjar dan Puan memang bak langit dan bumi.

"Dampak serangan udara bisa dilihat kepada tetangga kami, PDIP. Ganjar surveinya tinggi dan Puan surveinya rendah. Apa yang terjadi? Bentrok di dalam. Sampai sekarang masih dirasakan," kata Lodewijk di Medan, Sumatera Utara, Kamis (22/12/2022).

Dalam kesempatan itu, Lodewijk juga menyebut bahwa serangan udara merupakan cara untuk menaikkan elektabilitas melalui media sosial, spanduk hingga baliho.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita