GELORA.CO - Pasukan Israel dilaporkan telah menghancurkan sebuah masjid di lingkungan Khallet Taha di kota Dura, barat daya Hebron, yang merupakan tempat utama ibadah umat Muslim Palestina di wilayah tersebut.
Pasukan Israel yang membawa alat berat menyerbu daerah itu dan merobohkan masjid seluas 100 meter persegi. Kementerian Wakaf Agama Palestina mengatakan pasukan pendudukan Israel menghancurkan Masjid Rasoolallah atau Rasulullah di Hebron.
"Masjid ini dibangun di Khallet Taha untuk melayani warganya yang tidak memiliki masjid lain di daerah tersebut," kata Kementerian Wakaf dilansir middleeastmonitor, Kamis, 8 Desember 2022.
Diketahui, Israel telah berusaha untuk mencaplok 3.000 kilometer persegi tanah pribadi warga Palestina di Khallet Taha untuk memperluas pemukiman ilegal.
Otoritas Israel sedang melanjutkan pembangunan lift khusus pemukim di Masjid Ibrahimi di Kota Tua Hebron, menurut seorang pejabat setempat dilansir Wafa.
Direktur Departemen Wakaf, Nidal Ja'bari, mengatakan bahwa pasukan Israel melanjutkan penggalian dan pekerjaan beton dengan menggunakan alat berat di halaman barat luar situs sebagai awal untuk memasang lift dan membangun jalur wisata, yang hanya akan melayani pemukim Israel.
Direktur masjid, Ghassan Rajabi mengecam pekerjaan konstruksi tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan dan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap situs sejarah tersebut.
Sementara itu, anggota Komite Eksekutif PLO, Ahmad Tamimi, menunjuk bahwa pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung adalah bagian dari kebijakan kolonialisme pemukim Israel yang dimaksudkan untuk mende-Palestina situs tersebut dan merebut halaman dan fasilitasnya.
Pada bulan Mei lalu, penjajah Israek mulai menghancurkan sebagian tangga Masjid untuk persiapan pemasangan lift. Pihak berwenang sudah menyetujui penyitaan sekitar 300 meter persegi di halaman masjid untuk keperluan lift.
Pemerintah Kota Hebron telah menuntut agar proyek tersebut dihentikan karena pembangunannya dilakukan di tanah milik pemerintah setempat bersama dengan Wakaf Palestina (Wakaf Keagamaan) Islamic Trust.
Dua puluh dua tahun lalu, pemukim Israel Baruch Goldstein masuk ke Masjid Ibrahimi dan menembaki jemaah Muslim Palestina, menewaskan 29 orang. Empat warga Palestina tewas pada hari yang sama dalam bentrokan yang terjadi di sekitar Masjid sebagai tanggapan atas pembantaian tersebut.
Setelah itu, masjid, yang dikenal orang Yahudi sebagai Makam Para Leluhur, dibagi menjadi dua, dengan bagian yang lebih besar diubah menjadi sinagoga sementara pengawasan ketat dilakukan terhadap orang-orang Palestina dan daerah-daerah yang ditutup sepenuhnya untuk mereka, termasuk pasar penting dan pusat perbelanjaan berikutjalan utama, jalan Shuhada.
Kota Hebron, yang memiliki Masjid Ibrahimi, adalah rumah bagi sekitar 160.000 warga Palestina dan sekitar 800 pemukim Israel yang terkenal agresif yang tinggal di kompleks yang dijaga ketat oleh pasukan Israel.
Israel telah mengusir satu-satunya pemantau internasional yang melindungi warga Palestina di Hebron dari 800 pemukim yang dijaga ketat, salah satunya melakukan pembantaian tahun 1994 yang memicu penjajahan mereka disana.
Sumber: viva.