GELORA.CO - China kembali diterpa isu miring setelah organisasi HAM yang berbasis di Madrid, Spanyol, yakni Safeguard Defenders, mengklaim Negeri Tirai Bambu itu telah mendirikan lebih dari 100 kantor polisi rahasia. Safeguard Defenders mengungkapkan bahwa 100 kantor polisi rahasia itu tersebar di 53 negara di dunia.
Dosen Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang fokus melakukan studi tentang politik China, Randy Wirasta Nandyatama, mengatakan bahwa China memang sering dituduh melakukan operasi ilegal di luar negeri. Misalnya merekrut warga negara lain untuk menggali atau bahkan mencuri informasi penting di negaranya.
Tujuan paling umum operasi-operasi rahasia seperti itu menurut Randy memang bertujuan untuk pencarian informasi.
“Terutama biasanya di negara-negara Barat, misalnya China punya operasi secara aktif untuk mencari informasi di Amerika Serikat, negara Eropa juga iya,” kata Randy Wirasta Nandyatama saat dihubungi, Kamis (8/12).
Di Indonesia sendiri, keberadaan operasi rahasia China menurut dia belum bisa dipastikan. Namun potensi keberadaan kantor polisi rahasia milik China di Indonesia menurutnya tetap ada, mengingat bagaimanapun Indonesia adalah negara besar dan China punya beberapa kepentingan penting di Indonesia.
“Saya tidak bisa menjamin ada atau tidaknya, tapi selalu akan ada potensi secara aktif,” ujarnya.
Pencarian informasi seperti yang dilakukan oleh China menurut Randy memang menjadi salah satu tugas diplomatik. Namun, kerja-kerja pencarian informasi seperti itu mestinya dilakukan melalui jalur-jalur yang legal.
Yang perlu digaris bawahi menurut Randy adalah bahwa sebenarnya operasi-operasi rahasia dan ilegal seperti itu sebenarnya tidak eksklusif dilakukan oleh China saja. Operasi-operasi serupa sebenarnya juga sering dilakukan oleh negara-negara lain, terutama negara-negara Barat. Namun selama ini yang paling sering diberitakan memang hanya operasi-operasi yang dilakukan oleh China saja.
“Banyak negara Barat yang melakukan tindakan seperti ini sebenarnya. Kalau kita lihat praktik-praktik MI6, CIA, banyak operasi-operasi seperti mereka secara aktif di negara-negara lain,” ujar Randy.
“Kalau kita lihat sejarah, praktik sebuah negara melakukan operasi aktif di negara lain itu bukan China saja yang melakukannya,” tegasnya.
Sebelumnya, Direktur Kampanye Safeguard Defenders, Laura Harth, mengklaim bahwa pihaknya menemukan lebih dari 100 jaringan kepolisian rahasia China yang tersebar di 53 negara. Tujuan operasi itu terutama untuk memaksa warga negara China untuk kembali ke negaranya.
“Untuk mengancam orang, melecehkan orang, memastikan mereka cukup takut sehingga mereka tetap diam atau akan dikembalikan ke China meski bertentangan dengan keinginan mereka,” kata Laura Harth seperti dilansir CNN, Senin (5/12).
Sementara itu, China telah membantah tuduhan bahwa pihaknya telah menjalankan pasukan polisi di luar wilayahnya secara rahasia. Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa ada pihak tertentu yang sengaja membesar-besarkan masalah itu untuk menciptakan ketegangan.
“Kami berharap pihak-pihak terkait berhenti membesar-besarkannya untuk menciptakan ketegangan. Menggunakan ini sebagai dalih untuk mencoreng China tidak dapat diterima,” tegas Kementerian Luar Negeri China pada November.
China juga mengklaim bahwa fasilitas-fasilitas tersebut bukanlah kantor kepolisian rahasia, melainkan sebagai pusat administrasi untuk membantu ekspatriat, misalnya untuk membantu perbaruan SIM. Kemlu China juga mengatakan bahwa fasilitas-fasilitas itu dibuat China sebagai respons atas situasi pandemi COVID-19 yang mengakibatkan pergerakan warga China di luar negeri jadi terkekang.
Sumber: kumparan