Ngakak Bareng Gus Dur: Cerita Pak Dandim Menebak Umur Mumi

Ngakak Bareng Gus Dur: Cerita Pak Dandim Menebak Umur Mumi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Saban akhir tahun, sebagian besar masyarakat Indonesia--terutama para pengagum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur--akan selalu mengenang sosok Presiden ke-4 Republik Indonesia (RI) itu.

Gus Dur memang memiliki keunikan sendiri. Ia ulama, penganjur kebaikan, politisi, negarawan, budayawan, penulis, juga tak kalah penting juga seorang komedian. Gus Dur komplet. Salah satu yang diingat oleh para pengagumnya adalah joke-joke yang menjadi ciri khasnya.

Ada banyak cerita guyonan atau joke-joke khas Gus Dur ini. Joke-joke ini bahkan sudah diabadikan dalam bentuk buku, beberapa lagi dituturkan dalam peringatan haul-haul.

Gus Dur meninggal pada Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Wafatnya Gus Dur ini tepat setelah perayaan Natal dan menjekang perayaan Tahun Baru.


Untuk kembali menyegarkan ingatan tentang sosok Gus Dur, ada baiknya kembali 'ngakak' dengan lelucon-lelucon yang pernah disampaikannya. Ini salah satunya:

Cerita Pak Dandim menebak umur mumi


Guyonan satir ini dilontarkan Gus Dur untuk menyindir pemerintah Orde Baru. Kisah ini tentang sayembara menebak usia mumi di Giza, mesir. Saat itu puluhan negara diundang oleh pemerintah Mesir, dan sebagian besar mengirimkan jagonya.

Amerika Serikat, misalnya, mengirimkan tim ahli paleo-antropologi-nya yang terbaik. Begitu pula Jerman, Prancis, Jepang, RRC, Inggris, dan lain-lain. Pemerintah Indonesia lain dari yang lain, hanya mengirim seorang Komandan Kodim (Dandim).

Tim Prancis tampil pertama kali membawa peralatan mutakhir, ukur sana ukur sini, catat ini dan itu, lalu dua jam kemudian menyerah tanpa hasil. Pakar Amerika perlu waktu lebih lama, tapi taksirannya keliru. Tim Jerman menyatakan usia mumi itu tiga ribu dua ratus tahun lebih sedikit, tapi salah. 


Ahli dari Jepang menyebut angka yang hampir sama, setelah meneliti selama tiga jam. Nah, giliran peserta dari Indonesia maju. Pak Dandim kita ini bertanya pada panitia, bolehkah dia memeriksa mumi itu di ruang tertutup.

"Oh, tentu saja boleh, silakan," jawab panitia.

Lima belas menit kemudian, dengan tubuh berkeringat Pak Dandim keluar dan mengumumkan temuannya kepada tim juri.


"Usia mumi ini lima ribu seratus dua puluh empat tahun tiga bulan dan tujuh hari," katanya dengan lancar, tanpa keraguan sedikit pun.

Ketua dan seluruh anggota tim juri terbelalak dan saling berpandangan, heran dan kagum. Jawaban itu tepat sekali. "Bagaimana mungkin pakar dari Indonesia ini mampu menebak dengan tepat dalam waktu sesingkat itu?," ucap salah seorang tim juri, heran.

Hadiah pun diberikan. Ucapan selamat mengalir dari para peserta, pemerintah Mesir, perwakilan negara-negara asing dan sebagainya. Pak Dubes dan seluruh staf KBRI bangga bukan kepalang.

Menjelang kembali ke Indonesia, Pak Dandim dikerumuni wartawan dalam dan luar negeri di lobi hotel.

"Anda luar biasa," kata mereka. "Bagaimana cara Anda mengetahui dengan persis usia mumi itu?"

Pak Dandim menjawab dengan ekspresif dan singkat, "saya gebuki, eh… ngaku dia."

Itulah Gus Dur , terkadang untuk mengkritik pemerintah tidak melulu pakai diplomasi yang serius, tapi cukup dengan guyonan-guyonan menohok. Humor menjadi salah satu ciri khas mantan presiden RI keempat ini, yang sekarang mulai dirindukan pengagumnya. 

Guyonan lain berjudul: "Betina saja"

Cerita humor ini dikisahkan salah satu santri almarhum mantan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Nuruddin Hidayat. Dia kerap menemani Gus Dur di kediaman Ciganjur, kadang juga pergi ke luar kota.

Alkisah, suatu ketika ada aktivis perempuan berkumpul untuk mendirikan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan. Maka mereka mengajukan beberapa alternatif nama untuk LSM tersebut.

Maka terjadilah perdebatan sengit di antara sesama aktivis perempuan itu, terutama penggunaan kata "perempuan atau wanita" yang akan dijadikan sebagai nama. Hingga akhirnya perdebatan deadlock.

Akhirnya, beberapa aktivis perempuan tersebut menemui Gus Dur untuk meminta saran. Dan kata Gus Dur, kalau anda hanya ribut soal penggunaan kata "perempuan atau wanita" ya pakai saja "Betina".

Kontan semua aktivis perempuan itu diam semua menahan tawa sambil berpikir "bener juga ya..?" 

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita