Muncul Isu KPU Rancang Ganjar-Erick Pemenang Pemilu, Rizal Ramli Minta Dibubarkan: Jahat itu!

Muncul Isu KPU Rancang Ganjar-Erick Pemenang Pemilu, Rizal Ramli Minta Dibubarkan: Jahat itu!

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Berhembus isu Komisi Pemilihan Umum atau KPU rancang Ganjar Pranowo dan Erick Thohir menjadi pemenang Pilpres 2024 mendatang.

Kabar burung tersebut mulai mencuat usai Hasnaeni Moein atau dikenal sebagai Wanita Emas, mengaku mendapatkan bocoran dari Ketua KPU langsung, bahwa Pilpres itu sudah didesain pemenangnya.

Publik pun mulai gaduh dengan informasi yang beredar tersebut. Mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli tak ketinggalan ikut berkomentar.

Pada cuitan akun Twitternya, @RamliRizal meminta agar pengurus KPU saat ini dibubarkan lalu diganti.


"Perlu verifikasi! Kalau betul ada rancangan jahat itu, sebaiknya KPU dibubarkan diganti wakil-wakil partai yang ikut Pemilu, sehingga saling intip dan mengawasi," katanya dikutip pada Jumat, (30/12/2022).

Dengan begitu, KPU tak bisa berbuat curang seperti kabar yang beredar. Ekonom senior ini menilai, potensi kecurangan pada pemilu zaman 1999 sangat minim.



"Resiko kecurangan lebih kecil seperti Pemilu zaman Habibie tahun 1999," tuturnya.


Pasangan Ganjar-Erick Thohir Bisa Taklukkan Pilpres

Pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Leo Agustino menyebutkan bahwa Ganjar dan Erick punya kekuatan yang bisa menarik para pemilih.

Pertama, menurut Leo, kombinasi antara Ganjar dan Erick adalah gabungan antara politikus senior dan tokoh muda. Hal ini yang bisa mendulang suara di kalangan muda di mana menjadi pemilih terbanyak di 2024 mendatang.

"Karena Pemilu 2024 akan didominasi kaum milenial dan generasi Z, maka wajar jika mereka memilih gabungan antara politisi yang sudah piawai dengan tokoh muda," kata Leo.

Faktor lain yang membuat pasangan Ganjar dan Erick unggul adalah keduanya berasal dari latar belakang yang berbeda yakni tokoh jawa dan luar jawa, serta politisi dan teknokrat.


"Kalau keduanya politisi atau teknokrat pasti ada kekurangan, padahal capres dan cawapres ini harus saling melengkapi. Gabungan tokoh Jawa dan luar Jawa juga menggambarkan kebhinekaan. Gabungan Jawa dan luar Jawa juga berpotensi untuk saling meningkatkan suara ketika pilpres dilakukan," ujar Leo.

Sumber:  suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita