GELORA.CO -Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo digadang-gadang bakal jadi salah satu menteri yang terkena reshuffle dari kabinet Presiden Joko Widodo.
Namun, alasan potensi pendepakan bukan hanya karena dinamika politik, melainkan juga kinerja.
Ketua Gen-Kami (Komunitas Aktivis Milenial Indonesia) Ilham Latupono menyoroti kinerja profesional Syahrul bisa jadi faktor tambahan Syahrul Yasin Limpo bakal di-reshuffle, selain karena latar belakangnya yang berasal dari Partai NasDem.
"Boleh jadi ini titik temu dua dimensi, politik dan kinerja profesional," kata Ilham.
Menurut Ilham, kinerja SYL yang dinilai gagal adalah program swasembada pangan yang menjadi tanggung jawab Mentan.
"Indonesia baru saja mengimpor beras secara besar-besaran, yang menandakan gagalnya swasembada pangan. Keduanya antara politik dan kinerja terlihat saling terkait ya?" ujar Ilham.
"Tata kelola kementeriannya juga dipertanyakan, dan swasembada yang ditargetkan Jokowi Pun sirna.
SYL juga dinilai tidak memperhatikan Cadangan Beras Pemerintah yang nyaris kosong.
"Meski produksi berasnya besar, tapi distribusinya bias akibat dominasi komersil yang membonceng kebijakan pemerintah," paprnya.
Ilham juga menyoroti SYL yang mulai tidak fokus bekerja dan sibuk mengurusi partai menjelang Pilpres 2024.
"Memasuki tahun politik, SYL dirasa mulai tidak fokus, sibuk penguatan partainya menjelang 2024," imbuh iLHAM.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melempar isu bakal ada perombakan atau reshuffle susunan menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Hal itu disampaikan presiden merespons hasil survei Charta Politika yang menunjukkan mayoritas responden setuju adanya perombakan kabinet. "Mungkin (ada reshuffle) ucap Jokowi menjawab pertanyaan awak media usai meresmikan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Jumat (23/12/2022) lalu.
Meski demikian, Jokowi tak merinci kapan reshuffle kabinet akan dilakukan.
"Ya nanti," kata Jokowi.
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Sumber: suara