Mengerikan! Lorong Rumah Sakit Penuh Oleh Pasien Covid-19, Jasad Korban Dibiarkan Bergelimpangan

Mengerikan! Lorong Rumah Sakit Penuh Oleh Pasien Covid-19, Jasad Korban Dibiarkan Bergelimpangan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Hal ini dibuktikan oleh cuitan epidemiolog, Eric Feigl-Ding yang mengungkapkan, pasien Covid-19 di China kembali meningkat pesat.

Bahkan, dalam video yang diunggah di akun Twitter pribadinya, Eric memperlihatkan penuhnya rumah sakit dengan banyak pasien yang membutuhkan perawatan. Bukan hanya itu, terdapat juga beberapa pasien yang tidak mendapatkan tempat tidur demi rela mendapatkan oksigen.


“Rumah sakit di China setelah pembatasan dibuka. Epidemiolog memperkirakan lebih dari 60 persen warga China dan 10 persen populasi bumi akan terinfeksi pada 90 hari ke depan. Akan ada jutaan kematian, ini baru permulaan,” tulis Eric dalam cuitannya, Senin (19/12/2022).

Eric juga mengunggah video lainnya yang memperlihatkan banyaknya korban Covid-19 meninggal dunia. Bahkan, jasad korban tersebut diletakkan di lorong-lorong rumah sakit.


Ia juga mengutip ungkapan informan mengenai China, Jennifer Zeng yang menyebutkan, kalau para pasien akan dibiarkan terinfeksi. Mereka yang meninggal juga akan dibiarkan hingga kembali ke awal lagi.

“Kesimpulan kondisi Covid-19 di China saat ini Biarkan siapapun yang terinfeksi jadi terinfeksi, biarkan siapapun yang perlu mati, mati. Infeksi awal, kematian dini, puncak awal, dimulainya kembali produksi awal.’ - @jenniferzeng97,” sambung Eric.

Lebih parahnya, disebutkan kalau banyak pasien Covid-19 di China yang meninggal hingga ribuan. Eric juga menuliskan, situasi Covid-19 di China kembali seperti tahun 2020. Bahkan, pekerja kremasi tidak berhenti bekerja dalam seminggu karena banyaknya korban meninggal.


“Contoh, kremasi di Beijing tanpa henti. Kamar mayat kelebihan beban. Wadah berpendingin diperlukan. Pemakaman 24/7 . 2000 jenazah dicadangkan untuk kremasi. Terdengar familiar? Ini adalah musim semi 2020 lagi tetapi kali ini untuk China, meniru lebih banyak pendekatan infeksi massal negara Barat,” jelas Eric.

Eric berharap masyarakat dunia harus waspada. Pasalnya, jika masalah ini terjadi di China, bisa saja akan menyebar ke negara lainnya seperti kejadian Wuhan 2020 lalu.

Ia menambahkan, masyarakat dunia juga harus peduli tentang kondisi yang terjadi saat ini. Baginya, jangan hanya karena lokasi kejadian berada jauh dari tempat tinggal membuat masyarakat dunia mengacuhkan situasi yang ada.

“Kita perlu lebih berempati di dunia ini. hanya karena sesuatu terjadi jauh dari kota yang belum pernah kamu dengar, bukan berarti itu tidak akan berdampak pada kamu. Kesempatan yang ada di dunia ini bisa saja terjadi pada kamu, anak-anak kita, semoga mereka memaafkan kita,” tulis Eric.

Situasi beberapa sekolah di China, seperti Shanghai juga kembali ditutup hingga bulan depan. Hal ini dilakukan demi menghindari penularan Covid-19 yang menjadi lebih besar.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita