Mantan Karo Provos Benny Ali Kebingungan, Terima Laporan Ada Tembak Menembak, Tapi Hanya Satu Senjata di Atas Tubuh Yosua

Mantan Karo Provos Benny Ali Kebingungan, Terima Laporan Ada Tembak Menembak, Tapi Hanya Satu Senjata di Atas Tubuh Yosua

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Satu fakta lagi terungkap di persidangan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J). Di mana mantan Karo Provos Mabes Polri, Benny Ali, mengaku hanya ada satu senjata saat tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP) di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Awalnya, Benny bercerita, dirinya ditelepon oleh Sambo untuk datang ke rumah dinas di Duren Tugas. Benny mengaku tiba di TKP pada pukul 17.55 WIB.





Saat tiba di lokasi, Benny bertemu dan dihampiri oleh Sambo dan bercerita soal adanya kejadian tembak menembak antaranggota Polri dan adanya korban.

Setelah itu, Benny pun masuk ke dalam rumah. Sesuai dengan tugasnya, jika ada kasus yang melibatkan anggota Polri, dirinya melihat sekitar TKP.

"Di TKP itu yang saya lihat ada jenazah telungkup dengan tangan sebelah kiri, di atasnya ada senpi dan beberapa saya lihat ada sisa selongsong yang bertebaran," ujar Benny saat menjawab pertanyaan Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (7/12).

Tak lama kemudian, datang unit olah TKP dari Polres Metro Jakarta Selatan. Setelah itu, Benny mempersilakan unit olah TKP untuk melaksanakan tugas dan memasang garis polisi di lokasi kejadian.

Benny kemudian melakukan pambaket untuk melakukan pendalaman terhadap keterangan-keterangan para saksi.

"Proses olah TKP itu berjalan, setelah saya lihat, loh ini senjatanya kok satu, yang satunya ke mana? Ternyata saat itu, senjatanya Richard masih di pinggang," jelas Benny.

Melihat itu, Benny langsung meminta Richard Eliezer Pudihang Lumiu untuk menyerahkan senjata api tersebut. Richard pun meletakkan senjata itu di atas meja. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan oleh Santo dan dihitung jumlah pelurunya.

"Jadi yang pertama yang saya tangani ini Richard, setelah dia menyerahkan senjata itu, saya tanya, ini ada kejadian apa? Beliau bercerita waktu itu, 'saya sedang di atas bersama Kuat, selanjutnya mendengar ada suara teriakan, saya turun ada saudara Yosua di depan kamar. Beliau bertanya ada apa bang, langsung dibalas tembakan, sehingga terjadi tembak menembak yang mengakibatkan almarhum Josua meninggal'. Itu yang saya lakukan pada Richard," cerita Benny.

Tak lama kemudian, Benny menanyakan kepada Kuat Ma'ruf terkait peristiwa tersebut. Pada saat itu, Kuat mengaku berada di atas rumah.

"Saya tanya, 'Kuat kamu ada di mana?' Beliau bilang ada di atas, 'saya ada di atas', ngapain? Kalau enggak salah beliau waktu itu bilang 'saya mau menutup pintu'. Saat terjadi ledakan kamu ke mana? 'saya takut saya tiarap', itu jawaban dia saat itu," kata Benny.

Kemudian, Benny juga melakukan pemeriksaan terhadap Ricky Rizal. Pada saat itu, Ricky, kata Benny, bercerita sedang ada di carport dan mendengar adanya suara tembakan.

"Tapi dia (Ricky) enggak bilang dia masuk, dia hanya duduk, tiarap, melihat ke arah dalam, terjadi tembak menembak," tuturnya.

Dari ketiga keterangan saksi itu, Benny selanjutnya mendengar bahwa istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, juga berada di lokasi kejadian. Benny pun mencari keberadaan Putri, akan tetapi Putri sudah dibawa ke rumah di Jalan Saguling.

"Dengan yang saya dapat itu, saya harus tahu informasi yang seutuhnya, sehingga saya sama Pak Santo ke Saguling untuk memastikan kejadiannya ini sebenarnya bagaimana," terangnya.

Sumber: RMOL
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita