Kisah Bocah 4 Tahun Tersesat di Hutan Afrika Penuh Hyena Selama 6 Hari

Kisah Bocah 4 Tahun Tersesat di Hutan Afrika Penuh Hyena Selama 6 Hari

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kisah ini bagaikan cerita fiksi. Datang dari pantai Timur Afrika, tepatnya di negara Kenya. Seorang bocah berusia 4 tahun harus bertahan hidup di tengah hutan yang dipenuhi hyena dan serigala selama 6 hari.

Cerita bermula ketika bocah yang tidak disebutkan namanya dihantam badai saat menggembala ternak bersama saudara laki-lakinya di Taman Nasional Tsavo East. Tsavo East merupakan taman nasional terbesar di Kenya yang membentang seluas 8.540 km persegi dan menjadi rumah bagi berbagai satwa liar, termasuk gajah, badak, dan singa.

Ketika mereka berusaha melewati badai, bocah berusia 4 tahun ini terpisah dari saudaranya dan tersesat di hutan belantara Afrika. Kepala suku Asa kemudian menelepon Sheldrick Wildlife Trust untuk mencari dan menyelamatkannya. Sheldrick Wildlife Trust sendiri adalah organisasi konservasi yang bergerak untuk menyelamatkan gajah dan badak yang ada di sana.

Tim yang terdiri dari 70 orang kemudian dikerahkan untuk menelusuri hutan. Selain jalur darat, mereka juga melakukan pencarian lewat jalur udara. Setelah beberapa hari melakukan pencarian, tim berhasil menemukan jejak si bocah, jaraknya sekitar 6,4 kilometer dari tempat pertama kali dia hilang.

Tim terus menelusuri jejak, berjalan di antara semak belukar yang rindang selama berjam-jam. Sementara dari udara, pencarian dilakukan oleh pilot bernama Roan Carr-Hartley. Di atas, dia melihat hyena dan serigala berputar-putar di salah satu area hutan.

Itu adalah lingkungan berbahaya bagi siapa pun yang sendirian di sana, apalagi bagi seorang anak yang masih sangat muda. - Roan Carr-Hartley, anggota Sheldrick Wildlife Trust -

Untungnya, Taman Nasional Tsavo East diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir sehingga memungkinkan si bocah mendapat asupan energi, entah itu minum air atau makan apapun yang bisa dimakan.

Setelah berjam-jam terbang tanpa hasil, Carr-Hartley memutuskan untuk mendaratkan pesawatnya. Dia lantas mengisi bahan bakar untuk kemudian terbang sekali lagi, mencoba menemukan "jarum di tumpukan jerami". Namun hasilnya lagi-lagi nihil.

Hari berganti malam. Hujan deras mengguyur, menghapus jejak kaki bocah hilang. Carr-Hartley menulis di blog-nya: Harapan untuk menemukan anak kecil di hamparan taman yang luas mulai sirna.

“Ada saat di mana saya tidak bisa menemukan gajah hingga seminggu. Apalagi anak berusia 4 tahun,” kata Carr-Hartley.

Lima hari sudah tim melakukan pencarian. Di tengah keputusasaan, salah satu tim kembali menemukan jejak si anak hilang, kini jaraknya sekitar 14 kilometer dari desa.

Carr-Hartley bergegas menerbangkan kembali pesawatnya setelah mendengar kabar tersebut. Di sinilah keajaiban terjadi. Di atas langit, Carr-Hartley melihat sosok anak kecil yang sedang meringkuk di semak belukar dan pepohonan yang rindang.

“Itu adalah perasaan yang paling nyata. Saya tidak percaya,” kata Carr-Hartley kepada Newsweek.
“Aku belum bertemu dengan tim pencari, jadi aku bahkan belum mulai melakukan pencarian, itulah sebabnya aku belum fokus. Namun perasaan awalnya adalah kaget dan tidak percaya. Aku tidak percaya semua variabel yang datang bersamaan, memungkinkan saya untuk melihat bocah tersebut.”
- Roar Carr-Hartley, anggota Sheldrick Wildlife Trust

Si bocah tampak ketakutan saat melihat pesawat dan berusaha menjauh, tapi dia lemah dan beberapa kali jatuh ketika mencoba berjalan. Karena tidak ada cara untuk menghubungi tim yang ada di bawah, Carr-Hartley hanya berputar-putar di area sekitar bocah ditemukan.

Tiga anggota tim pencari akhirnya muncul setelah setengah jam mengudara. Carr-Hartley lantas mengeluarkan sedikit tubuhnya dari pesawat dan menunjuk ke salah satu tempat di mana bocah itu berada. Tim bergegas ke lokasi dan menyelamatkannya.

Saat ditemukan, tubuh bocah dipenuhi dengan gigitan nyamuk. Kondisinya juga sangat lemah karena mungkin tidak makan berhari-hari, bertahan hidup di tengah hutan yang mencekam dan berkelana sejauh 17 kilometer.

Carr-Hartley meninggalkan bocah itu bersama tim penyelamat, dan lantas melakukan perjalanan ke desa menggunakan pesawat untuk memberi tahu ibu dan ayahnya bahwa sang anak telah ditemukan. Ibu bocah itu tak kuasa menahan tangis mendengar kabar tersebut. Dia merasa lega anaknya telah ditemukan.

Sebagai bentuk penghormatan dan tanda terima kasih kepada Carr-Hartley, orang tua si bocah menambahkan kata “Roan” pada nama anaknya. Kini, masyarakat juga memanggil Carr-Hartley dengan julukan “Pilot”.

Sumber: kumparan
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita