Kamaruddin Simanjuntak Buka Suara soal Perempuan Menangis Keluar Rumah Ferdy Sambo

Kamaruddin Simanjuntak Buka Suara soal Perempuan Menangis Keluar Rumah Ferdy Sambo

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Bharada E mulai buka-bukaan soal kasus tewasnya Brigadir J.

Sejumlah pengakuan diungkap Bharada E saat menjadi saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Pada sidang yang digelar Rabu (30/11/2022), Bharada E jadi saksi untuk terdakwa Bripka Ricky Rizal (Bripka RR) dan Kuat Maruf.

Sederet pengakuan Bharada E di antaranya peran Putri Candrawathi, skenario pembunuhan Brigadir J hingga adanya sosok perempuan misterius yang menagis di rumah Ferdy Sambo.

Bahkan, Bharada E juga turut menyinggung soal kebohongannya pada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Terkini kuasa hukum Brigadir J bersuara soal sosok perempuan yang diungkap Bharada E.

Si Cantik Diduga Dekat dengan Ferdy Sambo, Kamaruddin Simanjuntak: Berseragam Cokelat dan Piala Bergilir

Kamaruddin Simanjuntak ikut menanggapi soal wanita misterius menangis di rumah Ferdy Sambo.

Sebelumnya, Bharada Eliezer (Bharada E) mengatakan ada sosok wanita menangis keluar dari rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka.

Adanya kesaksian itu, sejumlah pihak berkomentar, termasuk Kamaruddin Simanjuntak yang mengorelasikan dengan keterangannya beberapa waktu lalu soal 'si cantik'.

Kamaruddin Simanjuntak menyebut wanita menangis yang ada di rumah Ferdy Sambo itu adalah 'si cantik' yang disebutnya.

Dirinya juga mengatakan selain yang menangis di rumah ferdy Sambo, si cantik yang dimaksud juga wanita berseragam cokelat.

Kamaruddin Simanjuntak juga menyebut si cantik sebagai 'piala bergilir'.

"Salah satunya itu adalah yang piala bergilir, yang wanita cokelat itu, satu lagi yang nangis di rumah Bangka," kata Kamaruddin Simanjuntak, dilansir TribunnewsBogor.com.

Kemudian, Kamaruddin Simanjuntak pun menegaskan jika si cantik yang ia maksud ini, yang diduga dekat dengan Ferdy Sambo, ada lebih dari satu orang.

"Ada lebih dari satu, satu itu yang berseragam cokelat itu yang disebut piala bergilir, yang menginformasikan ke saya orang intelejen saya jenderal juga dari Akpol 87," kata dia.

Kamaruddin Simanjuntak menyebut bahwa wanita yang menangis itu adalah sosok yang selama ini ia sebut sebagai Si Cantik.

Bahkan menurut dia, kejadian di rumah Jalan Bangka itu menjadi pemicu dendam bagi Ferdy Sambo kepada Brigadir J.

Sejak kejadian itu kata Kamaruddin Simanjuntak, Brigadir J kerap mendapat ancaman.

"Ferdy Sambo begitu benci kepada Yosua karena Yosua ini dianggap awalnya berpihak kepada Putri karena dia sebagai ajudan Putri ikut dianggap memberi tahu si cantik itu, ketika mereka cari-cari sampai pakai senjata laras panjang di daerah Kemang itu," tutur Kamaruddin Simanjuntak.

"Hubungannya karena si PC ini kan sering mengajak ajudannya, salah satu Yosua, dianggap dia memberi tahu keberadaan wanita ini (si cantik). Padahal namanya ajudan diperintah-perintah kan oleh PC ya tentu dia mengikut," ungkapnya.

Menurut Kamaruddin Simanjuntak, dari kejadian itu akhirnya berlanjut pada pembunuhan Brigadir J.

Bantahan Kubu Ferdy Sambo Soal Ada Wanita Menangis: Tidak Benar, Hanya Karangan Bharada E

Tim pengacara keluarga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi buka suara soal ucapan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E yang menyebut ada sosok wanita misterius yang menangis saat keluar dari rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.

Kuasa hukum Arman Hanis membantah ucapan Bharada E.

Menurutnya, pernyataan itu merupakan karangan dari mantan anak buah Ferdy Sambo tersebut.

"Terkait keterangan RE di persidangan, saya tegaskan keterangan itu tidak benar dan hanya karangan RE saja dan juga tidak ada dalam dakwaan klien kami," kata Arman Anis saat dihubungi, Jumat (2/12/2022).

Bantahannya itu, kata Arman Anis, didasari karena Bharada E sendiri tidak berdinas di rumah pribadi Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan melainkan di rumah dinas Komplek Perumahan Polri, Duren Tiga.

Sehingga hal itu bertolak belakang dengan keterangan Bharada E yang mengaku berangkat dari rumah pribadi Saguling, bersama Putri Candrawathi dan Brigadir J untuk menuju ke rumah pribadi jalan Bangka, Kemang, Jakarta Selatan.

"Tidak benar, karena kalau RE tidak berdinas dia tidak di saguling tapi di rumah posko duren tiga," ujarnya.

Soal Wanita Menangis di Rumah Ferdy Sambo, LPSK Klaim Bharada E Jujur

Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E mengungkap adanya sosok perempuan menangis di kediaman Ferdy Sambo di Jalan Bangka.

LPKS mengklaim pernyataan Bharada E dalam sidang yang digelar pada Rabu (30/11/2022) tersebut adalah jujur.

Sementara pihak Ferdy Sambo menyebut pernyataan Eliezer hanyalah sebuah karangan.

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memastikan pernyataan Bharada E tersebut jujur.

"Tentu (sejak awal kami minta Bharada E jujur)," kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi saat dihubungi, Jumat (2/12/2022).

Saat diperiksa LPSK, Bharada E juga mengungkap perihal adanya wanita menangis tersebut.

Edwin pun menyebut, keterangan Bharada E bukanlan karangan.

Cerita soal wanita tersebut ternyata diceritakan Bharada E begitu saja dan merupakan pengalamannya selama bertugas di rumah Ferdy Sambo.

"Cerita itu mengalir begitu saja terkait dengan tugas dan pengalaman dia selama bersama FS (Ferdy Sambo) dan PC (Putri Candrawathi)," tutur Edwin, mengutip Kompas.com.

Pengakuan Bharada E Soal Pertengkaran Putri Candrawathi dengan Ferdy Sambo dan Soal Wanita Menangis

Bharada E mengungkapkan soal kesaksiannya melihat pertengkaran Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.

Hal tersebut diungkapkan Bharada E saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J di PN Jaksel, Rabu (30/11/2022).

Bharada E mengungkap kejadian Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi bertengkar itu ada di rumah Saguling.

"Pada saat di Saguling itu ada kejadian Yang Mulia, jadi saya lagi di rumah, Matius (Bripka Matius Marey) juga di rumah tiba-tiba ibu turun, Almarhum pertama duluan turun dari lantai dua bawa senjata, langsung taruh di dalam mobil," kata Bharada E.

Lantas setelah itu, Putri Candrawathi memanggil 3 ajudannya tersebut, yakni Bharada E, Bripka Matius, dan Brigadir J, untuk diajak pergi.

"Kami kemudian jalan Yang Mulia ke arah Kemang, tapi belum ke kediaman," katanya lagi.

Bharada E sempat bertanya-tanya, Putri Candrawathi akan mengajak pergi kemana, lantas Bharada E bertanya melalui Handy Talky (HT).

Bharada E sempat bertanya beberapa kali ke Almarhum Brigadir J.

"Bang izin ini mau ke mana saya bertanya beberapa kali," tanya Bharada E, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV.

"Udah Chad ikut saja dulu," jawab Brigadir J.

Bharada E kemudian mengatakan, mereka berempat melakukan perjalanan, berputar-putar di area Kemang.

Bharada E masih tidak mengetahui tujuan perjalanan mereka, hingga akhirnya sampai di kediaman Ferdy Sambo di Jl Bangka.

"Saat mampir di kediaman Jl Bangka, Ibu turun dan saya melihat ibu dalam kondisi marah, saya juga tidak berani menanyakan ," katanya.

Saat itu Bharada E juga melihat anak perempuan Ferdy Sambo.

Beberapa saat kemudian Brigadir J memerintah Bharada E untuk memarkirkan mobil di belakang rumah.

Sekitar 30 menit setelahnya, Ferdy Sambo pun datang bersama sang ajudan, Adzan Romer dan Bharada Sadam.

Tampak Ferdy Sambo, disebut Bharada E, terlihat marah-marah dan langsung masuk ke dalam rumah.

"Habis itu Almarhum (Brigadir J) bilang nanti ada Pak Eben yang mau datang, Eben adalah rekannya." kata Bharada E.

Lantaran Bharada E di belakang sehingga dirinya tak mengetahui kedatangan Eben, rekan Ferdy Sambo, dan tidak tahu Eben datang dengan siapa.

"Tiba-tiba Almarhum (Brigadir J) bilang tidak ada selain kami berdua (Brigadir J dan Bripka Matius) mang ada di dalam area rumah Bangka, semua menunggu di luar," katanya.

Jadi Bharada E berjaga di pintu depan rumah, bersama dua orang lainnya.

Dirinya tidak mengetahui ada kejadian apa di dalam rumah tersebut.

Namun beberapa saat kemudian, Bharada E melihat ada seseorang mengetuk pagar rumah dari dalam, dan bermaksud akan keluar rumah.

"Dia ketok dari dalam rumah kemudian setelah itu pagar dibuka, tiba-tiba saya melihat perempuan, saya tidak kenal, menangis," kata Bharada E.

"Saya melihat di dalam rumah ada Pak Eben, kemudian perempuan itu rupanya ingin mencari drivernya," lanjutnya.

Kemudian Bharada E membantu mencarikan driver si perempuan tersebut.

"Kemudian saya panggil drivernya, mobil Pajero hitam kalau tidak salah, kemudian perempuan itu naik langsung pulang," kata Bharada E.

Lantas setelah kejadian tersebut, Ferdy Sambo menurut Bharada E sudah lebih sering di rumah Saguling, tidak di Jl Bangka.

Sumber: tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita