GELORA.CO -Ada pilihan yang sangat dilematis untuk diambil Presiden Joko Widodo sampai kemudian memunculkan kemungkinan melakukan perombakan kabinet atau reshuffle.
Pendiri Indonesia Political Power Ikhwan Arif mengatakan, selama ini Presiden Jokowi tidak banyak berbicara soal reshuffle kabinet sekalipun kencang berembus di ruang publik.
"Presiden Jokowi sering dihadapkan pada isu reshuffle kabinet, kondisi ini yang membuat Presiden Jokowi berada pada posisi dilematis," ujar Ikhwan Arif kepada wartawan, Sabtu (24/12).
Posisi dilematis Jokowi itu, kata Ikhwan Arif, bisa dipahami dari beberapa sebab yang memungkinkan mengapa kondisi itu terjadi.
"Pertama, reshuffle kabinet harus berdasarkan pada faktor kinerja bukan semata-mata power sharing. Reshuffle bisa saja terjadi ketika ada menteri yang nilai rapornya merah," tuturnya.
Menurutnya, wacana reshuffle kabinet yang kembali muncul dan dilontarkanJokowi, dinilai lebih mengarah pada power sharing dan muatan politis yang cukup kental dalam menyambut Pemilu 2024.
"Kondisinya sekarang partai politik pendukung pemerintah dihadapkan pada isu ketidakharmonisan dalam mendukung kerja-kerja pemerintah Jokowi," katanya.
"Kekuatan partai politik pendukung pemerintah Jokowi seolah-olah terbelah dua, yang satu melanjutkan titahnya Jokowi, yang lainnya membentuk kerjasama politik dengan partai politik yang kerap mengkritisi kebijakan pemerintah," pungkasnya.
Sumber: RMOL