GELORA.CO - Seorang hacker yang mengklaim dirinya bernama Ryushi mengaku telah membobol sebanyak 400 juta data pribadi pengguna Twitter yang ia ambil pada tahun 2021 dengan API (Application Programming Interface) yang kini telah diperbaiki.
Bahkan Ryushi juga mengancam Elon Musk, CEO Twitter bahwa ia akan menjual data tersebut melalui situs Breach Forum.
Kabar Twitter diretas tersebut dikabarkannya, Rabu (27/12/2022) waktu setempat.
Ryushi mengklaim 400 juta data pengguna twitter yang diretasnya itu mencakup data pribadi termasuk alamat email, nama pengguna, jumlah pengikut, tanggal pembuatan akun, dan nomor telepon.
Tak hanya masyarakat umum peretasan ini juga menyasar tiga puluh tujuh akun para selebriti papan atas, politisi, jurnalis internasional.
Beberapa perusahaan kondang global dan lembaga pemerintah, termasuk Alexandria Ocasio-Cortez, Donald Trump JR, Mark Cuban, Kevin O’Leary, dan Piers Morgan.
Dalam postingan terbarunya Ryushi mengancam Elon Musk selaku CEO baru Twitter untuk membayarkan uang tebusan senilai 200.000 dolar AS atau sekitar Rp3,1 miliar (satuan kurs Rp 15,763) agar tersebut bisa dikembalikan ke Twitter.
Sehingga Twitter dapat menghindari tagihan denda dari Regulasi Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa, karena gagal sistem Twitter gagal melindungi data pengguna.
Apabila Musk tak kunjung membayarkan uang diminta, Ryushi mengancam akan menjual data tersebut senilai 60 ribu dolar AS per data kepada pemain kriminal untuk melancarkan serangan phishing, penipuan crypto, dan serangan BEC.
“Twitter atau Elon Musk jika Anda membaca ini, Anda sudah mempertaruhkan denda GDPR atas pelanggaran 5,4 juta yang menggambarkan denda sumber pelanggaran pengguna 400 juta,” tulis Ryushi dalam posting di forum Telegram.
Baik Elon Musk maupun Twitter, hingga kini masih belum menanggapi isu peretasan yang menimpa perusahaan sosial media berlogo burung biru itu.(*)
Sumber: herald.